Perayaan Maulid Nabi, Dr. Mulia: Jadikan Nabi Muhammad Sebagai Teladan Kehidupan
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Ketua Umum DPW BKPRMI Aceh, Dr. Mulia Rahman, SPd.I, MA. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sebagai hamba Allah, dan menjunjung Nabi Muhammad sebagai kekasih Allah, dimana pada diri rasul sebagai teladan yang baik dan cahaya kehidupan umat islam dalam berkehidupan, maka wajib bagi umat Islam untuk mengenang pengorbanan rasulullah saw.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum DPW BKPRMI Aceh, Dr. Mulia Rahman, SPd.I, MA saat diwawancara Dialeksis.com, Rabu (20/10/2021).
Sedangkan, Kata Dr. Mulia, pola perayaan kembali dengan kearifan kelompok masyarakat masing-masing dengan tidak keluar dari syariat islam.
Ketua Umum DPW BKPRMI Aceh, Dr. Mulia Rahman, SPd.I, MA ikut dalam memasak kuah Beulangong dalam kanduri molod dalam perayaan maulid nabi. [Foto: Ist]
"Namun terpenting adalah bagaimana dgn memperingati maulid nabi ini kita memperbanyak shalawat kepada baginda rasululullah dan mencontoh pola, kebiasaan serta ibadah yang nabi lakukan dalam kehidupan kita manusia, itu baru dikatakan kita cinta kepada baginda rasululullah saw," ucapnya.
Dalam konteks Aceh, Dr. Mulia mengatakan, selain dengan syiar shalawat yang di gemakan di masjid-masjid, balai-balai dan dayah-dayah dimalam 12 rabiul awwal, juga ditambah lagi dengan khanduri dan 'likee molod', scara konteks Aceh ini merupakan budaya yang sangat luar biasa dan hanya ada di aceh.
"Maka budaya ini harus dijaga dan diwariskan kepada generasi millenial masa depan, namun terlepas dari budaya Aceh, 'Khanduri Kuah Beulangong' ini adalah bagian dari implementasi syariat islam yaitu sedekah, infaq, hadiah, bahkan aqiqah masyarakat dikeluarkan saat khanduri sebagai rasa syukur kepada Allah atas nikmat dan karunia dengan saling berbagi, juga dengan adanya 'khanduri molod' mempererat ukhuwah islamiyah sesama islam, tidak terlepas terkadang non muslim pun ikut hadir pada acara tersebut yang membuat dakwah islam dengan perbuatan langsung dirasa oleh non muslim," jelas Dr.Mulia.
Bagi Dr.Mulia, merayakan maulid dengan covid tidak ada hubungan. Sehingga dengan maulid, maka akan bertambah covid, karena masyarakat Aceh khususnya meyakini maulid adalah bagian dari ibadah baik hablumminallah juga hablumminannas, dan juga dalam melaksanakan prosesi khanduri maulid, tentu pihak panitia telah menskenariokan pola berkerumunan menjadi terpecah.
"Sehingga tidak mengakibatkan berdesakan dan timbul hal-hal negatif, dan dalam shalawat serta doa yang dilaksanakan saat peringatan maulid, insyallah dengan berkah maulid rakyat Aceh berdoa agar pandemi covid ini berakhir," ujarnya.
Adapun Dr.Mulia berpesan, dengan maulid ini khususnya para generasi millenial dan masyarakat umumnya harus mengingat dan mengenang kembali perjuangan rasululullah saw dan menegakkan agama Allah, dan menjadikan rasulullah sebagai tauladan dalam kehidupan sehari hari.
Masyarakat yang mengantri kuah Beulangong. [Foto: Ist]"Selanjutnya saya mengajak rakyat Aceh khususnya, umat islam di indonesia umumnya agar kita bersatu dan jangan sampai terpecah oleh kepentingan orang-orang yang ingin merusak kedamaian Aceh dan generasi muda Aceh, sudah saatnya pemuda Aceh belajar dari teladan nabi Muhammad dalam memimpin, dan suatu saat melahirkan pemimpin-pemimpin tanggung masa depan Aceh yang berakhlak rasululullah saw," pungkasnya.