Peringati Hari Guru, Gemasastrin Unsyiah Ajak Guru Gerakkan Literasi di Sekolah
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam rangka memperingati hari guru nasional yang bertepatan pada 25 November 2020, Gelanggang Mahasiswa Sastra Indonesia (Gemasastrin) Universitas Syiah Kuala adakan webinar ruang insipirasi guru dengan tema “Gerakan Literasi Sekolah: Sumber Inspirasi Generasi”.
Kegiatan yang dilaksanakan pada pukul 20.00 s.d. 22.00 WIB via aplikasi Zoom diikuti oleh 118 peserta. Para peserta kegiatan ini terdiri dari berbagai kalangan yang terlibat dalam upaya menggerakan literasi di sekolah seperti guru, pengawas, kepala sekolah, pustakawan, serta mahasiswa yang berasal dari Pulau Sumatera dan Jawa.
Kegiatan webinar ini diisi oleh dua orang pemateri, yaitu Muhammad Iqbal, S.Pd., M.Pd. selaku Instruktur Literasi Nasional dan Qusthalani S.Pd., M.Pd. selaku Ketua IGI Aceh. Di samping itu, acara ini dipandu oleh Dosen Sastra FKIP Pendidikan Bahasa Indonesia sekaligus Sekretaris Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA), Drs. Mukhlis A. Hamid, M.Hum.
Mukhlis mengatakan bahwa acara ini merupakan bagian dari ruang inspirasi sehingga bentuk kegiatannya berupa diskusi santai yang tidak terlalu banyak membahas teori-teori ilmiah. Dalam diskusi ini, Mukhlis mencoba mengajak peserta untuk membagi pengalamannya dalam upaya mendengungkan kegiatan literasi di sekolah.
“Sebenarnya, ini diskusi santai yang ingin membuka wawasan kita bagaimana sama-sama bisa bergerak seperti kata teman-teman tadi untuk mendengungkan, mengaktifkan, dan meningkatkan kegiatan-kegiatan literasi di sekolah tidak hanya dalam bentuk mempunyai pustaka, tapi bisa kegiatan lain seperti masuk ke penerbitan, nulis buku, membuat buku kecil buku bacaan anak-anak, dan sebagainya bisa juga literasi di dalam pembelajaran,” ungkapnya saat memandu kegiatan daring ini.
Durratul Baidha selaku ketua panitia juga mengatakan bahwa acara ini ditujukan untuk guru di seluruh Indonesia yang bertujuan menginspirasi guru agar mampu mengembangkan gerakan literasi sekolah. Melalui kegiatan ini, ia berharap peserta dapat mengambil manfaat yang berguna dalam menggalakan literasi di lingkungannya.
“Semoga guru-guruku bisa terinspirasi dari cerita-cerita peserta ruang inspirasi guru sehingga bisa memaksimalkan gerakan literasi sekolah masing-masing sekreatif mungkin. Dan para mahasiswa yang kuliah di FKIP bisa menabung ilmu untuk mempersiapkan diri menjadi guru inspiratif, siap mengembangkan literasi sekolah mendatang sesuai dengan zamannya,” harapnya.
Di akhir acara, Iqbal berpesan kepada peserta agar tidak hanya tahu teori dan model-model literasi saja. Akan tetapi, diharapkan dapat bergerak dan menciptakan kreativitas serta inovasi yang mampu meningkatkan literasi peserta didik di sekolah bahkan mampu membangun kelompok literasi sekolah.
“Perlu diketahui bahwa tidak perlu karyanya harus besar, tapi bergerak,” pesannya.
Hal senada juga disampaikan Qusthalani, ia berharap para guru bisa menjadi sumber inspirasi bagi peserta didik di lingkungan sekolah sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk terus meningkatkan literasi.
“Jangan sampai mereka membaca, tetapi kita pernah membaca. Mereka menulis, tetapi kita tidak pernah menulis,” harap Qusthalani. (rls)