Peringati Hari Jantung Dr. Kurnia Ajak Masyarakat Jaga Pola Hidup Sehat
Font: Ukuran: - +
Reporter : Auliana Rizky
Wakil ketua yayasan jantung se-Indonesia cabang Provinsi Aceh sekaligus Dokter Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUDZA), Prof. Dr. dr. Kurnia Fitri Jamil, M. Kes, SpPD, KPTI, FINASIM. [Foto: Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Memperingati Hari Jantung sedunia yang ke-40 pada hari Rabu, (29/9/2021), Wakil ketua yayasan jantung se-Indonesia cabang Provinsi Aceh sekaligus Dokter Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUDZA), Prof. Dr. dr. Kurnia Fitri Jamil, M. Kes, SpPD, KPTI, FINASIM sangat menyambut baik hari ulang tahun jantung.
Kurnia mengharapkan penyakit jantung dapat diturunkan kasusnya, peran pemerintah dapat dilanjutkan untuk penanganan penyakit jantung ditingkatkan karena penyakit jantung masih penyebab kematian nomor 1 di dunia maupun di Indonesia.
Oleh karena itu, lanjutnya, semua pihak ikut berperan aktif untuk dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung, tentu selain penyakit jantung juga penyakit penyerta lainnya untuk penyakit jantung seperti penyakit hipertensi dan diabetes, nah kedua penyakit tersebut sering berdampingan yang dapat menyebabkan penyakit jantung itu lebih berat.
“Satu lagi komplikasi penyakit jantung adalah diabetes, kencing manis, dan hipertensi adalah kerusakan ginjal atau penyakit ginjal kronik, nah ini yang menyebabkan angka cuci darah di Indonesia dan juga di dunia juga mneningkat. Oleh karena itu, pelayanan penyakit jantung dan ginjal bersamaan harus bersinegri dan beriringan, artinya tidak berat sebelah, dan juga penanganan penyakit penyerta lainnya,”ucapnya saat diwawancarai Dialeksis.com, Kamis (30/9/2021).
Ia juga menyampaikan agar penyakit jantung dapat kita tekankan dengan baik dari penyakitan ataupun kematian. Maka pelayanan masyarakat dapat ditingkatkan agar bisa dideteksi sejak dini. Deteksi dini penyakit jantung sangat penting agar penyakit jantung dapat kita cegah sejak awal agar tidak menimbul penyakit yang lebih berat. Di mana pusat pelayanan primer yaitu puskesmas sudah bisa melakukan skrining lebih dini terutama usia di atas 40 tahun.
“Penyakit jantung juga disebabkan akibat pola hidupnya (life style) yang tidak baik, tiga hal yang menjadi fokus yang dapat kita lakukan saat ini yaitu pola makan yang teratur, pola hidup yang baik, dan stop merokok karena faktor risiko yang utama penyebab penyakit jantung terutama penyakit jantung coroner adalah merokok.
Lebih lanjut, Dr Kurnia menambahkan terkait kendala yang terjadi selama pandemi adalah pertemuan pasien dengan dokter semakin sulit, saya mengharapkan metode baru seperti dapat berkomunikasi dengan dokter melalui berbagai macam cara virtual lainnya.
“Akibat pandemi kita tidak dapat melakukan kegiatan, oleh karena itu kami hanya bisa melakukan seminar-seminar yang berupa viazoom, ini yang sedang kami konsep untuk dapat kami sosialisasi kepada masyarakat bagaimana pencegahan dan pengobatan penyakit jantung,” pungkasnya. [AR]