Perlu Penambahan DAU untuk Daerah Tutupan Hutan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Blangkejeren – Gayo Lues masih memiliki hutan yang cukup luas. Namun Bupati Amru mengakui dilematis dalam menyelamatkan hutan di sana.
"Dilematis. Di satu sisi ingin mensejahterakan masyarakat. Sisi lain, pemanfaatan lahan, terbatas," kata Muhammad Amru, selepas konferensi, Jakarta, Kamis (1/8/2019), sehubungan dengan diselenggarakan Konferensi Transfer Fiskal Ekologis.
Amru menyambut positif adanya wacana dan upaya pengusulan tutupan hutan sebagai salah satu indikator penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU). Menurut Amru upaya itu merupakan langkah yang tepat.
"Salah satu kemungkinan wujud insentif yang nyata adalah tambahan DAU bagi daerah kaya hutan. Tambahan DAU dapat didasarkan pada luas tutupan hutan., yang diberikan setiap tahun berdasarkan tingkat tutupan hutan yang ada," sebut Amru.
"Kalau tidak, kami (Pemerintah Gayo Lues) juga sulit menjaga dan melestarikan hutan yang ada. Sebab, tidak ada kompensasi pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. Semoga wacana penambahan DAU untuk menjaga hutan menjadi salah satu solusi," kata dia.
Bupati Gayo Lues mengapresiasi Konferensi Transfer Fiskal Ekologis yang digagas Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (AIMI).
Organisasi bekerjasama dengan World Research Institute (WRI) yang turut dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani, dalam sebuah agenda di Jakarta, menurut Amru bisa memahami isi hati kepala daerah yang daerahnya kaya hutan, seperti Gayo Lues. (baga)