Pertemuan Mualem dan Konsul AS Bahas Pengangguran, Rohingya, dan Ekonomi
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Calon Gubernur Aceh Muzakir Manaf, atau yang akrab disapa Mualem, bersama Ketua Tim Pemenangan Aceh, Ermiadi Abdul Rahman, mengadakan pertemuan penting dengan Konsul Amerika Serikat untuk Sumatra, Bernard Uadan. [Foto: Dokumen Helena untuk dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Calon Gubernur (Cagub) Aceh Muzakir Manaf, atau yang akrab disapa Mualem, bersama Ketua Tim Pemenangan Aceh, Ermiadi Abdul Rahman, mengadakan pertemuan penting dengan Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Bernard Uadan.
Pertemuan yang berlangsung di salah satu restoran di kawasan Simpang Surabaya, Banda Aceh, ini membahas berbagai isu strategis yang tengah dihadapi Aceh, termasuk persiapan Pilkada 2024, penanganan pengungsi Rohingya, pengangguran, dan upaya memajukan ekonomi daerah.
"Ini seperti silaturahmi, mereka menanyakan beberapa hal, termasuk PON yang kemarin sukses, mereka memberikan jempol untuk kita,” ujar Mualem setelah pertemuan tersebut kepada awak media, Jumat (11/10/2024).
Salah satu topik utama yang diangkat dalam pertemuan ini adalah penanganan pengungsi Rohingya. Aceh, sebagai wilayah yang secara konsisten menerima kedatangan pengungsi Rohingya, kembali menegaskan sikapnya.
Menurut Mualem, Aceh tetap terbuka terhadap penanganan pengungsi atas dasar kemanusiaan. "Kita welcome saja, karena ini masalah kemanusiaan,” tegas Mualem.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa tantangan ini tidak bisa dihadapi oleh Aceh sendirian.
"Aceh butuh bantuan, termasuk dari Amerika, karena persoalan ini tidak bisa kita tangani sendiri,” tambahnya.
Mualem berharap Amerika Serikat dapat memberikan kontribusi nyata dalam membantu Aceh menangani pengungsi, terutama dalam hal sumber daya dan dukungan logistik.
Bernard Uadan, yang didampingi Kepala Humas dan Kebudayaan, Joshua Gonzalez, serta stafnya, Rachma Jaurinata, menanggapi hal tersebut dengan penuh perhatian.
Pihak Amerika Serikat menyatakan kesiapan untuk terus berkolaborasi dengan Aceh dalam menangani isu-isu kemanusiaan seperti pengungsi Rohingya.
Dalam pertemuan yang berlangsung santai namun serius tersebut, Mualem juga menyinggung mengenai kehidupan sosial di Aceh, yang dikenal Islami namun tetap toleran.
“Aceh tetap Islami, tapi juga menghargai keberagaman, tanpa membedakan agama, ras, dan suku,” ujar Mualem, yang juga mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Ia mencontohkan kawasan Peunayong di Banda Aceh, di mana masyarakat dari berbagai latar belakang agama dapat hidup berdampingan.
"Aceh tidak hanya Islami, tapi juga terbuka terhadap keberagaman. Ini adalah kekuatan kami,” tambahnya.
Isu pengangguran yang menjadi salah satu masalah serius di Aceh juga tidak luput dari pembicaraan.
Mualem menjelaskan bahwa salah satu kunci untuk mengatasi pengangguran di Aceh adalah dengan menarik lebih banyak investasi, terutama dari luar negeri, yang dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam Aceh tanpa merusak lingkungan.
“Saya percaya dengan mendatangkan investor yang tidak merusak lingkungan, agar sumber daya alam bisa diolah dengan baik dan bijaksana,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan rencananya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Aceh.
Mualem berharap Amerika Serikat dapat memberikan bantuan berupa beasiswa kepada mahasiswa asal Aceh untuk belajar di universitas-universitas terkemuka di Amerika Serikat.
“Dukungan dalam peningkatan SDM sangat penting, dan saya meminta Amerika untuk membantu menyediakan beasiswa bagi generasi muda Aceh,” ujar Mualem.
Selain itu, Mualem juga menekankan pentingnya adopsi teknologi dalam berbagai sektor untuk mempercepat pembangunan Aceh.
Salah satu program yang menjadi prioritasnya adalah penerapan sistem satu data yang terintegrasi guna menyelesaikan berbagai persoalan di Aceh secara lebih efisien.
"Kita akan menerapkan sistem satu data yang terintegrasi agar persoalan di Aceh bisa diatasi secara efektif,” kata Mualem.
Dalam sektor migas, khususnya terkait Blok Andaman, Mualem berkomitmen untuk memastikan bahwa sumber daya alam yang ada di Aceh memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat setempat.
“Sumber daya migas harus dikelola dengan bijak, dan hasilnya harus sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat Aceh,” tambahnya.
Tak hanya itu, keamanan dan pemberantasan narkoba juga menjadi salah satu fokus yang dibicarakan. Mualem menegaskan bahwa ia memiliki komitmen kuat untuk memberantas peredaran narkoba di Aceh secara serius.
“Keamanan masyarakat adalah prioritas, dan kita tidak akan memberi ruang bagi peredaran narkoba,” pungkasnya. [nh]