Pesantren Misbahul Ulum Gelar Salat Gaib, Haturkan Doa untuk Tu Sop
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Pesantren Modern Misbahul Ulum menggelar Salat Gaib dan Samadiah. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pesantren Modern Misbahul Ulum menggelar Salat Gaib dan Samadiah sebagai bentuk penghormatan atas wafatnya ulama kharismatik Aceh, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop.
Acara ini dilangsungkan di dua lokasi berbeda, yakni Mesjid Nurul Jannah di Komplek Putra dan Mesjid Al-Hasyimiyah di Komplek Putri Pesantren, Paloh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, dengan partisipasi penuh dari seluruh civitas pesantren.
Salat Gaib tersebut dipimpin oleh para ustad pesantren, diikuti oleh para santri dan santriah yang memanjatkan doa untuk Tu Sop.
Setelah Salat Gaib selesai, rangkaian acara dilanjutkan dengan pembacaan Samadiah dan doa bersama, dipenuhi suasana khusyuk dan penuh haru.
Para santri, majelis guru, serta jajaran pembina pesantren turut hadir dalam momen penuh makna ini.
Kehadiran seluruh elemen pesantren dalam acara ini mencerminkan betapa besar pengaruh Tu Sop dalam dunia keagamaan dan sosial di Aceh.
Direktur Pesantren Modern Misbahul Ulum, Martunis, Gr. M.Hum, mengatakan bahwa ini merupakan wujud kecintaan yang mendalam terhadap Tu Sop.
"Kami kehilangan seorang ulama yang tidak hanya dihormati karena kedalaman ilmunya, tetapi juga karena kewibawaannya dan kontribusi besar dalam membangun peradaban Aceh, baik di bidang agama, sosial, maupun politik," ungkap Martunis kepada Dialeksis.com, Selasa (10/9/2024).
Tu Sop meninggal dunia di Rumah Sakit Brawijaya, Tebet, Jakarta, pada Senin, 7 September 2024, setelah berjuang melawan penyakit jantung yang dideritanya.
Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam di kalangan masyarakat Aceh, terlebih bagi para santri dan alumni pesantren yang selama ini banyak menimba ilmu dari beliau.
Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab, atau Tu Sop, dikenal sebagai salah satu ulama besar yang memiliki pengaruh luar biasa di Aceh.
Sosoknya dikenal tidak hanya sebagai ulama yang berdakwah tentang ajaran Islam, tetapi juga sebagai figur yang sangat berperan dalam pergerakan sosial dan politik di Aceh.
Tu Sop banyak memberikan nasihat dan solusi bagi berbagai permasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat, sehingga beliau dihormati oleh berbagai kalangan, baik dari lapisan ulama, tokoh masyarakat, maupun pemerintah.
Menurut Martunis, Tu Sop adalah ulama yang tidak hanya berbicara soal agama, tetapi juga menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat.
"Tu Sop memiliki banyak ide kreatif yang beliau dedikasikan untuk kemajuan Aceh. Beliau juga menjadi pilar penting dalam menjembatani antara nilai-nilai keislaman dan kehidupan sosial-politik di Aceh. Kita semua merasa sangat kehilangan," tambahnya.
Di kalangan santri, Tu Sop dikenal sebagai figur yang sangat dicintai. Banyak dari mereka mengaku mendapatkan inspirasi dan motivasi dari ceramah-ceramah serta nasihat-nasihat beliau yang penuh makna.
Kharisma dan kewibawaan Tu Sop menjadikan beliau sebagai panutan yang tak hanya dihormati di Aceh, tetapi juga di kancah nasional.
Tu Sop telah meninggalkan warisan besar bagi masyarakat Aceh, khususnya dalam hal pengembangan pendidikan agama dan sosial.
Beliau sering kali terlibat dalam diskusi mengenai pembangunan masyarakat Aceh yang lebih beradab dan sejahtera.
Pengaruhnya juga tercermin dari berbagai program dan gerakan keagamaan yang beliau inisiasi untuk memajukan Aceh, baik dari sisi pendidikan pesantren, dakwah, maupun kesejahteraan sosial.
Sebagai salah satu ulama yang juga aktif dalam bidang politik, Tu Sop kerap kali memberikan pandangan konstruktif terkait kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat Aceh.
Hal ini membuat beliau dihormati tidak hanya sebagai pemimpin agama, tetapi juga sebagai tokoh penting dalam kancah politik Aceh.
Kabar duka tentang wafatnya Tu Sop telah menyebar luas, dan berbagai pesantren serta masyarakat di Aceh turut mengadakan doa bersama untuk mengenang jasa-jasanya.
Sebagai seorang ulama yang memiliki peran besar dalam menjaga nilai-nilai keislaman di Aceh, kepergian beliau meninggalkan lubang yang sangat dalam di hati banyak orang. Bahkan, sejumlah tokoh masyarakat Aceh turut menyampaikan belasungkawa mereka atas kehilangan ini.
Dalam hal ini, kata Martunis, acara Salat Gaib dan Samadiah ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga bentuk penghargaan tertinggi kepada seorang ulama yang telah memberikan pengaruh besar terhadap pendidikan dan kehidupan santri.
“Kita berdoa agar Allah SWT menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya. Semoga apa yang beliau ajarkan selama hidup dapat terus menjadi inspirasi bagi kita semua," pungkasnya. [nh]