Peternakan Aceh Optimis Capai Target Aceh Troe
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan (Diskeswannak) Aceh drh Rahmandi MSi yakin pihaknya mampu membina para peternak untuk memenuhi kebutuhan daging dan telur di Aceh.
Katanya, saat ini kebutuhan telur Ayam mencapai 1,3 juta butir/hari , sementara kebutuhan untuk daging sapi di Aceh juga sangat tinggi.
"Dari produksi telur ayam yang dikelola masyarakat sudah mampu menutupi 10 persen kebutuhan telur yang didatangkan dari luar, sedang untuk daging sapi dikembangkan daging sapi Aceh dan ternak dengan sistem kawin suntik atau inseminasi buatan (IB)," kata Rahmandi, Jumat (4/10/2019).
Untuk pengembangan supaya mencapai target, Rahmadi menyebut dinasnya akan melakukan kerjasama dengan kabupaten/kota untuk pembinaan produksi telur dan daging ini.
Saat ini Diskeswannak memiliki 3 UPTD di Banda Aceh dan Aceh Besar, ada UPTD yang menyediakan laboraturium, UPTD Pengembangan Sapi, dan UPTD untuk ayam telur.
"2020 sudah bisa melakukan sharing penjualan sekaligus, sebagai penjaga kestabilan harga. Sudah ada qanun restribusi sektor peternakan tahun 2018 yang mengaturnya, tinggal menunggu pergub saja," jelas Rahmandi.
Tidak hanya sampai disitu, untuk mencapai target program "Aceh Troe" Diskeswannak terus melakukan inovasi-inovasi peternakan seperti produktifitas ternak sapi hasil sistem kawin suntik atau inseminasi buatan dan program Upaya Khusus Sapi Wajib Bunting (Upsus Siwab), tentu, untuk mendukung percepatan peningkatan populasi sapi dalam negeri.
"Pemerintah Provinsi Aceh sejak tahun 2018, produktifitas ternak sapi hasil sistem kawin suntik atau inseminasi buatan mencapai 165 persen dari 35.900 ekor anak sapi (pedet) meningkat menjadi 52.215 ekor anak sapi," ujar Rahmandi.
Namun begitu, pihaknya tetap menjaga kuantitas dan kualitas sapi Aceh, karena dari survei yang dilakukan pihaknya, peminat sapi Aceh sangat tinggi. Penyebab utamanya karena fanatisme rakyat Aceh pada sapi lokal.
"Untuk sapi Aceh memang punya permintaan tinggi, sehingga ada program khusus untuk sapi Aceh ini, agar populasinya tetap stabil," demikian Rahmandi.(red/rel)