Pihak Rektor Bantah Tutup Jalan Inong Balee secara Sepihak
Font: Ukuran: - +
Reporter : Safrizal S
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Penutupan Jalan Inong Balee yang berada di dalam Gampong Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh dinilai merugikan masyarakat setempat.
Penutupan jalan tersebut dilakukan secara sepihak oleh rektorat Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) tanpa ada musyawarah terlebih dahulu yang dengan perangkat Gampong. Pihaknya merasa keberatan akan hal tersebut.
Hal itu disampaikan Keuchik Rukoh Harmidi S.Pd alias Tgk Midi melalui Sekretaris Desa (Sekdes), Kausar, SE kepada wartawan Dialeksis.com saat berkunjung ke kantor Keuchik setempat, Kamis (10/1).
"Seharusnya dari pihak rektorat melakukan musyawarah sebelum mengambil keputusan dengan pihak Gampong. Jadi pihak Unsyiah tidak melakukan koordinasi, tidak ada musyawarah, hanya sepihak," ujar Sekretaris Desa Rukoh, Kausar SE, kepada wartawan, Kamis (10/1) dikantor Keuchik setempat.
Gampong ini berbatasan langsung dengan wilayah Komplek Mahasiswa (Kopelma) Darussalam. Dikatakannya, jalan yang berada dalam kawasan tersebut merupakan jalur lalu-lalang yang sering dilalui warganya untuk menjalakan berbagai aktivitas dan menjadi jalur alternatif, kini warga Rukoh harus memutar lebih jauh.
Selain itu, Pukesmas yang berada di wilayah Kopelma Darussalam merupakan asset Pemerintah Kota Banda Aceh juga ikut menjadi korban disamping asset lainnya seperti jalan Gampong yang berada dalam wilayah tersebut.
Kebijakan penutupan jalan tersebut diklaim sudah berlebihan dan menimbulkan reaksi dari masyarakat. Ditakutkan, hal tersebut juga dapat memicu konflik antar warga setempat dengan pihak kampus Unsyiah.
Seperti diketahui sebelumnya, penutupan jalan Inong Balee berlaku sejak 1 Januari 2019 dengan jadwal yang telah ditentukan. Mengutip penjelasan yang tertera di plang pemberitahuan, mulai hari Senin sampai dengan Sabtu jadwal buka ditentukan sejak pukul 06.00 WIB hingga 20.00 WIB.
Sementara pada hari Minggu, jadwal buka dimulai sejak pukul 06.30 WIB hingga pukul 20.00 WIB yang artinya penutupan Jalan Inong Balee Kopelma Darussalam berlaku pada malam hari, yaitu pukul 20.00 WIB.
Kausar menjelaskan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Mukim dan akan meneruskan terkait perihal tersebut ke Camat setempat.
Sementara itu, Rektor Unsyiah Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng saat dikonfirmasi wartawan Dialeksis.com menyanggah tidak ada musyawarah yang dilakukan pihaknya terkait perihal penutupan jalan Inong Balee.
Menurutnya, kabar atau sosialisasi tentang penutupan Jalan Inong Balee sudah dilakukan sejak dua tahun terakhir dan dihadiri sejumlah Kepala Desa yang berada dalam lingkungan kampus Unsyiah.
"Dua tahun lalu saya sudah panggil Kepala-kepala Desa. Jadi menyoe Kepala Desa jinoe baro, tanyoeng ilee bak Kepala Desa awai (Jadi kalau Kepala Desanya baru, tanya dulu sama Kepala Desa sebelumnya, Red). Ada ngga disosialisasi, itu kan tugas Kepala Desa," tegas Rektor Unsyiah, Samsul Rizal, lewat sambungan telepon seluler menjawab perihal tersebut, Kamis (10/1) siang.
Ia juga menambahkan, plang pemberitahuan penutupan jalan tersebut juga telah jauh hari diminta untuk dipasangi di pintu-pintu masuk kampus Unsyiah.
Ia menjelaskan, banyak keluhan kehilangan asset Unsyiah berupa barang yang terjadi dilingkungan kampus selama ini. Maka sebab itu, penutupan jalan tersebut dinilai perlu dilakukan untuk menjaga ketertiban lingkungan Unsyiah dan ketertiban umum.
"Pencurian itu sudah tidak bisa dikontrol lagi, komputer hilang, jangan kan itu, kalau tidak ada penjaga malam, daun (Kusen) pintu pun hilang, kiban tapeugot? (Mau bagaimana?, Red), jadi kita tutup demi keamanan Unsyiah, kita tutup juga jam 7 malam," ungkapnya.
Ia juga menyinggung terkait dengan pemagaran kampus bisa dibongkar asal sikap dan perbuatan yang merugikan orang lain dari pihak-pihak tertentu tidak terjadi. Ia menambahkan, banyaknya kabel anti petir yang hilang, pemotongan kabel jaringan internet atau fiber obtik (FO) juga menjadi sebab ditingkatkannya pengamanan kampus dengan menutup jalan tersebut dari akses umum.
"Kita buka semua, pagar-pagar enggak perlu, kalau orang sudah Islami, bukan KTP Islam. Kalau orangnya sudah Islami kan tidak menganggu orang lain, tidak akan mengambil hak orang lain, itu tanda orang Islami. Itu pagar saya bongkar semua," pungkasnya. (saf)