PKS Aceh Tolak Naiknya Harga BBM: Jokowi Harus Bela Rakyat!
Font: Ukuran: - +
Reporter : Fatur
PKS menolak kenaikan harga BBM. Aksi flas mob yang digelar oleh PKS Banda Aceh di Bundara Simpang Lima, Sabtu (10/9/2022). [Foto: for Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Naiknya harga BBM sudah mulai terasa efeknya, sebagian daripada bahan baku sudah mulai mengalami kenaikan. Walaupun harga cabai di Aceh sempat naik dan mulai mengalami penurunan namun harganya tetap masih terbilang tinggi.
Kenaikan BBM ini juga terus mendapatkan penolakan dari banyak pihak, seperti sebagian mahasiswa di seluruh Indonesia juga melakukan unjuk rasa hingga hari ini.
Ketua Umum (Ketum) Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Aceh, Makhyaruddin Yusuf menegaskan menolak kenaikan harga BBM.
“Sebenarnya pemerintah kita sudah kehilangan arah, tidak tahu mana yang prioritas, mana yang tidak prioritas. Kesejahteraan rakyat inikan lebih prioritas,” ungkapnya kepada Dialeksis.com, Senin (12/9/2022).
Dia mempertanyakan, kenapa harus dipaksakan proyek Ibu Kota Negara (IKN).
“Berapa dana habis untuk IKN? 10 Persen saja dana diambil dari dana IKN dan dana (10 Persen) itu disubsidikan, tidak jadi naiknya harga BBM ini,” ujarnya.
Dia mengharapkan agar Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk segera membatalkan terhadap kebijakan kenaikan BBM.
“Diharapkan Bapak Jokowi untuk segera membatalkan terhadap kebijakan naiknya harga BBM. Bapak Jokowi harus bisa melihat kondisi rakyat saat ini, sulitnya ekonomi masyarakat. Karena itu bapak Jokowi harus membela rakyat, maka sangat diharapkan agar kebijakan naiknya harga BBM ini segera dicabut atau dibatalkan,” pungkasnya.
PKS Banda Aceh Gelar Flash Mob
Pada Sabtu (10/9/2022), para pengurus dan Kader PKS Banda Aceh menggelar aksi Flashmob di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh.
Aksi itu dilakukan untuk menolak kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Aksi damai itu dilakukan dengan membentangkan poster bertuliskan PKS Tolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Turunkan Harga BBM.
Ketua DPD PKS Kota Banda Aceh, Farid Nyak Umar yang ikut dalam aksi itu menyampaikan agar pemerintah memiliki sensitivitas dengan kondisi masyarakat yang perekonomiannya sedang sulit, karena baru saja mencoba bangkit pasca pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir.
“Seharusnya pemerintah sensitif dengan kondisi warga. Disaat masyarakat sedang mencoba bangkat pasca pandemi Covid-19, kini ditambah dengan beban berat lagi karena naiknya harga BBM,” ungkapnya.
Menurutnya, dengan naiknya harga BBM bersubsidi di tengah ekonomi yang belum stabil, justru akan memicu berbagai kenaikan di sektor lainnya.[ftr]