Plt Gubernur Aceh ; Pengembangan RSUDZA dengan Skema KPBU harus Didukung
Font: Ukuran: - +
DIALEKISIS.COM | Banda Aceh - Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mengajak stakeholders di Aceh mendukung pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
KPBU merupakan skema terbaru pembangunan di Aceh. Hal itu disampaikan Nova Iriansyah saat mendengarkan pemaparan progress pelaksanaan program KPDBU untuk pengembangan RSUDZA di Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh, Selasa, (20/8) malam.
Menurut Nova, sektor kesehatan adalah program prioritas pemerintah Aceh. Kesehatan masyarakat sangat menentukan dalam mewujudkan keberhasilan program pembangunan sektor-sektor lainnya. Karena itu, pemerintah berkomitmen meningkatkan layanan kesehatan, salah satu strateginya mengembangkan fasilitas RSUDZA dengan skema KPBU.
"Saya mengajak semua stakeholder, termasuk media, aktivis LSM, pemerhati kesehatan, mendukung pengembangan RSUZA dengan skema KPBU dan tersosialisasikan dengan baik," ujar Nova.
Plt Gubernur menegaskan, program KPBU tersebut bukanlah program kepentingan pribadi suatu pihak. Namun, program tersebut merupakan milik bersama dan semua pihak harus ikut mensukseskannya.
Nova mengkhawatirkan bila RSUDZA tidak mampu lagi memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien, masyarakat terpaksa mencari pelayanan kesehatan yang mumpuni ke luar negeri, dengan biaya yang sangat mahal. Masyarakat kadang terpaksa menjual harta-bendanya untuk berobat ke luar negeri.
"Masyarakat kita yang tidak memiliki tabungan terpaksa menjual emas simpanannya atau kebunya untuk berobat ke Penang atau Kuala Lumpur, Malaysia," ujar Nova.
Hal ini, lanjutnya, selain harus menjual apa yang sudah dimiliki, juga memaksa masyarakat meninggalkan pekerjaannya terlalu lama. Akibatnya, sangat menggangu produktifitas dan dapat mendorong peningkatan inflasi.
"Lagi-lagi akarnya adalah kesehatan. Rakyat akan melakukan apa saja untuk sehat," ujar Nova.
Selanjutnya, Nova mengatakan, akan membangun komunikasi khusus dengan Mendagri dan pimpinan DPRA dalam rangka pengembangan RSUZA dengan skema KPBU.
"Bila berhasil dan pelayanan RSUZA sudah sesuai harapan masyarakat, tentu berkat kerja sama semua pihak," ujar Nova.
Program KPBU yang digagas oleh pemerintah Aceh itu, disambut baik oleh Dewan Perwakilan Rakyat Aceh. Hal tersebut disampaikan oleh Perwakilan DPRA yang hadir, yakni Dahlan Jamaluddin.
"Apresiasi yang luar biasa, karena ini sudah cukup panjang perjalanannya dan saya kira sangat luar biasa. Bagi pemerintah ini merupakan kewajiban, karena kesehatan merupakan layanan dasar masyarakat," ujar Dahlan.
Sementara itu, Project Manajer KPBU RSUDZA, Armand Hermawan, mengatakan ada dua babak dalam penyelesaian skema KPBU, yaitu penyiapan dan transaksi. Saat ini, kata dia, pihaknya sudah berada pada tahapan akhir dalam babak penyiapan. Selanjutnya, pihaknya akan memasuki tahapan transaksi.
Melalui skema KPBU tersebut, kata Hermawan, nantinya akan dilakukan sejumlah pengembangan layanan kesehatan di RSUDZA. Diantaranya, pengembangan 30 poliklinik layanan unggulan, penambahan 616 jumlah tempat tidur, 20 ruang operasi, unit HD, IGD, radiologi pusat, laboratorium pusat, layanan eksekutif serta gedung parkir.
Selain itu, kata Hermawan, program KPBU tersebut juga memberikan manfaat yang lebik kepada masyarakat, seperti meningkatnya akses layanan kesehatan. "Yang kedua adalah penurunan capital flight, artinya selama ini banyak masyarakat Aceh yang berobat ke luar negeri," ujar dia.
Selanjutnya, sambung Hermawan, KPBU memberi manfaat terhadap penyerapan tenaga kerja, kepuasan terhadap layanan rumah sakit serta mewujudkan kemandirian RSUDZA.
Hermawan menuturkan, pihaknya juga telah melakukan market sounding untuk melakukan penjajakan minat investor atau pengembang untuk mengikuti pelelangan menjadi investor dalam proyek KPBU RSUDZA. Menurutnya, program tersebut sangat menarik bagi para investor (rel)