Senin, 22 September 2025
Beranda / Berita / Aceh / PMI Banda Aceh Pastikan Darah Donor Tetap Aman di Tengah Lonjakan Kasus HIV

PMI Banda Aceh Pastikan Darah Donor Tetap Aman di Tengah Lonjakan Kasus HIV

Minggu, 21 September 2025 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Ketua PMI Kota Banda Aceh, Ahmad Haeqal Asri sedang menjelaskan pemeriksaan laboratorium terhadap empat jenis penyakit menular utama sebelum darah didistribusikan, yakni Hepatitis A, Hepatitis B, sifilis, dan HIV. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Lonjakan kasus HIV/AIDS di Banda Aceh menjadi perhatian serius berbagai pihak. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banda Aceh, sepanjang Januari hingga Agustus 2025 tercatat 81 kasus baru HIV/AIDS.

Dari jumlah tersebut, 73,90 persen penderita adalah laki-laki, sementara 8,10 persen perempuan. Dinkes menegaskan bahwa faktor risiko utama penularan HIV/AIDS di Banda Aceh masih didominasi oleh praktik Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL).

Di tengah kekhawatiran masyarakat, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banda Aceh memastikan bahwa setiap tetes darah yang disalurkan kepada pasien rumah sakit telah melalui proses pemeriksaan ketat dan aman dari penyakit menular.

Ketua PMI Kota Banda Aceh, Ahmad Haeqal Asri, menjelaskan bahwa lembaganya selalu melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap empat jenis penyakit menular utama sebelum darah didistribusikan, yakni Hepatitis A, Hepatitis B, sifilis, dan HIV.

“Masyarakat tidak perlu takut menerima transfusi darah dari PMI Banda Aceh. Semua darah yang kami salurkan sudah dipastikan bebas dari HIV dan tiga penyakit menular lainnya. Kami punya sistem skrining laboratorium yang terstandar, sehingga keamanan pasien terjamin,” ujar Haeqal kepada media dialeksis.com, Minggu (21/9/2025).

Menurutnya, proses skrining dilakukan menggunakan peralatan laboratorium modern yang sudah terakreditasi paripurna dari Kementerian Kesehatan RI.

Hal ini menjadi jaminan bahwa prosedur yang dijalankan PMI Banda Aceh telah sesuai standar nasional dan internasional.

Selain skrining, PMI Banda Aceh juga rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya donor darah sekaligus memberikan edukasi terkait pencegahan penularan HIV/AIDS.

“Banyak masyarakat bertanya, bagaimana cara mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak. Salah satu caranya memang bisa diketahui melalui tes laboratorium ketika mendonorkan darah. Namun, kami tekankan, donor darah bukan hanya membantu orang lain, tetapi juga menjadi cara untuk memantau kesehatan diri,” jelas Haeqal.

Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tetap aktif mendonorkan darah tanpa diliputi rasa takut. Menurutnya, stok darah yang cukup dan aman sangat vital untuk menyelamatkan banyak nyawa, terutama pasien rumah sakit yang membutuhkan transfusi mendesak.

“Kami mengajak masyarakat, ayo donor darah. Setiap kantong darah yang Anda berikan adalah harapan hidup bagi pasien lain. Jangan khawatir soal keamanannya, karena PMI Banda Aceh menjamin semua darah benar-benar aman,” tegasnya.

PMI Banda Aceh juga menegaskan bahwa selain melakukan uji laboratorium, pihaknya berkomitmen menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pelayanan darah.

"Dengan dukungan masyarakat yang terus berdonor, kebutuhan darah di Banda Aceh dapat terpenuhi dengan baik dan aman," pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
bpka - maulid