Politisi Perempuan PA : Momentum Referendum Tidak Tepat
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Politisi Perempuan Partai Aceh, Cut Meutia menilai wacana Muzakir Manaf atau Mualem tentang Referendum tidak tepat disampaikan paska Pileg dan Pilpres. "Seperti bentuk kekecewaaan kalahnya Prabowo dan bukan hasil evalusi dari Partai Aceh," sebutnya
Cut Meutia atau dikenal dalam kelompok gerakan dengan sebutan Cut Farah menegaskan dirinya sangat mendukung pelaksanaan Referendum, hanya katanya waktunya saja yang kurang tepat.
"Saya selaku kader perempuan PA sangat mendukung pernyataan Mualem, dan saya yakin siapapun sepakat dengan wacana mualem tentang Referendum." sebutnya
Seharusnya mualem mengeluarkan pernyataan tersebut sudah jauh2 hari, di saat PA masih menguasai Perlemen, bukan ketika Prabowo tidak menang jadi Presiden. Sehingga masyarakat melihat pernyataan mualem lebih kepada pernyataan kekecewaan atas kekalahan Prabowo, bukan karena benar - benar hasil evaluasi PA.
"Kalaupun saat ini Aceh menggelar Referendum, saya pribadi sangat pesimis rakyat akan memilih opsi Merdeka." sebutnya
Tahun 2009 saja, saat Aceh yang baru keluar dari Konflik, yang ingatannya masih sangat lekat dengan rasa sakit, kursi PA itu tidak sampai 50%, apalagi sekarang yang rasa sakit itu tidak lagi melekat dalam ingatan mereka.
Perolehan kursi PA bisa menjadi indikator kuat ke mana arah keberpihakan rakyat Aceh. "pisah dari NKRI atau tetap bersama NKRI", karena PA adalah partai lokal yang lahir karna ingin merebut kemerdekaan dan Referendum tersebut.
Memperjuangkan Referendum melalui Perlemen dalam kondisi kursi PA melemah menurut Cut Meutia sangat sulit.
"Atau solusi lain yang harus ditempuh adalah dengan naik gunung lagi, dan jika serius, yaa Mualem dulu yang harus di depan meretas jalan tersebut, kita sebagai pengikut, akan kita ikuti dari belakang." ungkap Perunding Damai GAM - RI di Tokyo itu. (j)