Positif Bagi Lingkungan, Gaya Hidup Jangan Berubah Walau Pandemi Berakhir
Font: Ukuran: - +
Reporter : Roni
Pembina sekaligus salah satu Pendiri Sahabat Hijau, Yusrida Arnita. [IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pandemi Covid-19 mengubah gaya hidup dan aktivitas masyarakat pada umumnya. Kegiatan di keramaian berkurang drastis seiring diterapkannya aturan jaga jarak dan protokol kesehatan secara ketat oleh pemerintah.
Hal ini berdampak positif terhadap pencemaran lingkungan seperti berkurangnya polusi karena aktivitas masyarakat lebih banyak di rumah, dan juga berkurangnya volume sampah karena kegiatan keramaian semakin dihindari saat pendemi.
Berbagai macam kegiatan yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan, seperti keramaian yang dulunya menyebabkan banyak sampah, kemudian polusi, pastinya berkurang saat pandemi ini," jelas Pembina sekaligus salah satu Pendiri Komunitas Sahabat Hijau, Yusrida Arnita saat dihubungi Dialeksis.com, Sabtu (24/10/2020).
Ia berujar, perubahan perilaku masyarakat juga berdampak positif terhadap petugas kebersihan karena tidak terlalu berat dalam menyelesaikan pekerjaannya membersihkan lingkungan.
"Pelajaran ke depan, budaya rapat online seperti sekarang dapat terus diterapkan walau pandemi sudah berakhir nantinya," jelas Rida.
"Misalnya kalau dulu ada rapat atau acara yang diselenggarakan di hotel, pasti menghabiskan sekian botol air mineral. Kemudian banyaknya sampah, kertas dan sisa makanan lainnya. Nah, dengan menerapkan serba online, dampak negatif terhadap lingkungan ini dapat di tekan," tambahnya.
Pendiri Sahabat Hijau berujar, selain berdampak lingkungan, menerapkan rapat atau kegiatan secara virtual juga bisa menghemat biaya sekaligus menghemat energi.
"Sekarang orang-orang sudah beraktivitas dari rumah (work from home) atau dari ruang kantor tanpa harus tatap muka, ini menghemat biaya sekaligus menjaga lingkungan. Harus diterapkan walau pandemi sudah berakhir nanti," pungkasnya.