DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Produksi padi di Aceh terus menunjukkan perkembangan positif meskipun wilayah tersebut tengah menghadapi musim kemarau. Sejumlah program dari Kementerian Pertanian bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh disebut mampu menjaga stabilitas ketahanan pangan di daerah.
Hal ini disampaikan oleh Safrizal, SP., M.PA, Kepala Bidang Tanaman Pangan Distanbun Aceh, dalam wawancara bersama RRI Banda Aceh, Rabu (23/8/2025).
Safrizal menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian memiliki peran besar dalam mendorong petani serta pelaku usaha pertanian untuk meningkatkan produksi padi melalui berbagai fasilitas. Di antaranya penyediaan pompa air, pembangunan irigasi perpompaan dan perpipaan, serta pengoptimalan lahan pertanian.
“Langkah-langkah ini terbukti berhasil. Hingga saat ini produksi padi kita masih menunjukkan tren positif. Kami optimis sampai akhir tahun hasilnya bisa terus meningkat,” ujarnya.
Ia juga menyoroti aspek ketahanan pangan berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012, khususnya terkait ketersediaan pangan yang kini dinilai terpenuhi dari produksi lokal.
“Dari sisi ketersediaan, Aceh tidak melakukan impor beras. Cadangan pangan kita pun aman karena Bulog secara masif menyerap gabah petani,” tegasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gabah Aceh hingga pertengahan 2025 telah mencapai 1,2 juta ton. Safrizal menyebut angka tersebut memberi peluang besar untuk mencapai target 1,7 juta ton hingga akhir tahun.
Ia melihat tren produksi yang tetap stabil di sejumlah daerah yang memasuki musim panen. “Tren produksi cenderung positif. Kami melihat peluang untuk memenuhi target cukup besar,” katanya.
Safrizal menegaskan, melalui dukungan pemerintah dan kolaborasi dengan para petani, kondisi ketahanan pangan Aceh diyakini akan terus terjaga. [*]