Prof Eka : Perlu konseling Psikologis bagi KPPS
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Guru Besar UIN Ar Raniry, Profesor Eka Sri Mulyani menyesalkan banyaknya penyelenggara pemilu yang gugur pada pemilu 2019. Oleh karena itu dirinya menyarankan untuk jenis pekerjaan yang memiliki beban dan tekanan seperti Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, maka pihak KPU perlu menyediakan fasiltas suport konseling
"Tekanan untuk mengejar target pasti iya, sementara kondisi lapangan tidak selalu mudah. Ditambah kondisi sosiologis masyarakat yang dibanjiri diskusi dan berita kecurangan (baik itu benar atau tidak) yang ditujukan kepada penyelenggara tentu mempengaruhi kondisi psikis mereka oleh karenanya Disamping perlu ada asuransi kesehatan fisik untuk jenis pekerjaan demikian, juga perlu fasilitas dan support konseling psikologis jika diperlukan, terutama jika diperkirakan pekerjaan tersebut penuh tekanan dan memiliki resiko" ujarnya kepada dialeksis via selular, kamis (26/4).
lulusan International Institute for Asian Studies (IIAS), Leiden University, Belanda ini mengatakan banyaknya korban dalam pemilu kali ini mengindikasikan ada problem yang harus diperbaiki kedepan. Terutama terkait beban kerja KPPS yang dinilai terlalu over
"Kesehatan penyelenggara drop karena kelelahan, dan beban psikologis yg mereka rasakan juga tidak bisa dinafikan"pungkasnya.
Berdasarkan keterangan KPU, jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia terus bertambah. Kini jumlah petugas KPPS yang meninggal berjumlah 230 orang. Sementara yang sakit 1.671 orang.
"Bertambah, jumlah anggota wafat sebanyak 230 dan sakit 1.671," ujar komisioner KPU Viryan Aziz kepada wartawan, Jumat (26/4/2019).
(PD)