Foto: Ist

Dialeksis.com, Banda Aceh - Program studi ilmu pemerintahan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Unsyiah bekerja sama dengan pusat studi analisis kebijakan dan politik lokal (PS AKPoL), Jumat (4/5) menggelar kuliah umum dengan tema" meneropong peluang partai nasional dan partai lokal pada pemilu serentak tahun 2019" yang menghadirkan 3 pemateri yaitu Iskandar Usman Alfarlaky (PA), kasibun Daulay (PKS) dan Masrizal (akademisi fisip unsyiah/sosiolog) yang berlangsung di aula fisip lantai 3 kampus unsyiah.

Acara ini dimoderatori oleh Farhan Acha, S.IP, MA dan dihadiri oleh seratusan mahasiswa dari berbagai program studi yang ada di fisip unsyiah.

Salah satu narasumber Iskandar Usman Alfarlarky mengatakan politisi aceh harus punya nilai keacehan yang harus tampil beda dengan daerah lain, isu APBA 2018 yang berujung dipergubkan ini sangat kuat menyerang parlok khususnya PA sebagai partai mayoritas di DPR Aceh. Padahal isu pergub bukan hanya kesalahan dari DPRA tetapi juga eksekutif yang terkesan mengenyampingkan legislatif Aceh.

Sementara itu Masrizal dari sisi akademis memandang bahwa transformasi sosial politik di aceh belum terjadi karena makna kesejahteraan belum tersentuh pada masyarakat aceh. Ini jelas akan berdampak pada elektabilitas parpol yang akan berujung pada kemunduran jumlah kursi baik parlok maupun parnas di aceh pada pemilu serentak tahun 2019 mendatang.

Kasibun daulay yang mewakili PKS juga mengatakan bahwa ritme koalisi parnas dipusat akan mempengaruhi koalisi parpol di aceh pada tahun 2019 mendatang. Hal ini dapat dilihat dari pengalaman saat ini dimana koalisi merah putih yang merupakan koalisi permanen di tingkat pusat diikuti koalisi aceh bermartabat di aceh.

Kuliah umum ini dibuka langsung oleh dekan fisip unsyiah, Dr Mahdi Syahbandir, SH, M.Hum dan dihadiri seluruh civitas akademika fisip unsyiah. (rel)