kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Promosi Investasi dan Wisata Banda Aceh, Aminullah Gandeng The Jakarta Post

Promosi Investasi dan Wisata Banda Aceh, Aminullah Gandeng The Jakarta Post

Sabtu, 26 Januari 2019 21:10 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Dalam rangka menggencarkan dan memperluas promosi di bidang investasi dan pariwisata, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menggandeng harian berbahasa inggris terkemuka di Indonesia yakni The Jakarta Post sebagai mitra kerja sama.

Saat ini diketahui, The Jakarta Post memiliki market share nasional sebesar 75 persen untuk media berbahasa inggris. Di level internasional, The Jakarta Post menjadi rujukan bagi para CEO dan eksekutif perusahaan serta investor dari banyak negara di Amerika, Eropa, hingga Asia.

Dan untuk merealisasikan wujud konkret kerja sama yang akan dilakukan antara kedua belah pihak, Wali Kota Aminullah menyambangi langsung kantor pusat The Jakarta Post di Jalan Palmerah Barat, No. 142-143, Jakarta, Kamis (24/1/2018).

Di sana, Aminullah disambut oleh Pemimpin Redaksi The Jakarta Post Nezar Patria bersama jajaran redaksi lainnya. Bertemu sekira satu setengah jam, keduanya membahas berbagai potensi Banda Aceh dan bentuk kerja sama yang mungkin dilakukan.

Menurut mantan Dirut Bank Aceh ini, tantangan terbesar pihaknya saat ini adalah bagaimana mendatangkan investor ke Banda Aceh. "Visi pemerintahan kami; ‘Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah’ dengan tiga pilar pembangunannya yaitu pada sektor agama, ekonomi, dan pendidikan."

"Khusus untuk sektor ekonomi, kami membutuhkan dukungan dari semua pihak. APBK Banda Aceh hanya Rp 1,3 triliun, dan tentu tidak cukup jika hanya mengandalkan itu. Maka salah satu solusinya kami harus melobi investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi di Banda Aceh," ungkap Aminullah.

Menurutnya, peluang investasi di Banda Aceh masih sangat besar, salah duanya di bidang perhotelan dan pusat perbelanjaan modern seperti mal. "Keberadaan hotel dan mal bertaraf internasional akan mendukung sektor parwisata yang pada akhirnya juga akan mendongkrak ekonomi Banda Aceh."

"Oleh karenanya, hari ini saya ke mari mengingat The Jakarta Post punya channelyang luas hingga internasional. Kami ingin bekerjasama untuk mempromosikan Banda Aceh ke mata dunia. Kami ingin berita tentang Banda Aceh dibaca oleh dunia, dikonsumsi oleh para investor dan pengusaha luar agar mereka tahu bahwa kami sedang all outdalam pembangunan, dan serius menggenjot sektor pariwista."

"Mengenai perizinan bagi investor akan kami mudahkan. Kami yakin jika satu investor besar sudah masuk, yang lain pasti akan mengikuti. Iklim investasi di Banda Aceh juga sangat kondusif. Soal keamanan, saya jamin Banda Aceh benar-benar aman. Kota kami juga sangat toleran dan itu sudah menjadi kearifan lokal. Silahkan datang dan buktikan sendiri," ungkapnya.

"Sebagai daerah yang menerapkan syariat, maka wisata islami menjadi salah satu daya tarik Banda Aceh yang tak dimiliki daerah lain. Mulai dari Masjid Raya Baiturrahman, zikir akbar, maulid nabi selama tiga bulan penuh, suasana Ramadan, hingga kegiatan keagamaan lainnya. Apalagi Banda Aceh baru saja dinobatkan pesona destinasi wisata halal terpopuler di Indonesia oleh Kementerian Pariwisata RI. Ini tentu akan menambah nilai tawar Banda Aceh."

Selain wisata religi, Banda Aceh juga terkenal akan objek wisata sejarahnya, seni budaya, kuliner, dan kopi Aceh. "Banda Aceh punya Taman Putroe Phang, Gunongan, Peucut Kerkhof, Gedung BI, serta objek wisata edukasi tsunami seperti Museum Tsunami Aceh, PLTD Apung, dan Kapal di Atas Rumah," rincinya.

"Ada juga objek wisata ziarah yang terkenal di antaranya Makam Sultan Iskandar Muda dan Makam ulama besar Syiah Kuala. Banda Aceh juga punya kawasan river walk terus kita poles di sepanjang sungai penuh sejarah Krueng Aceh dan Krueng Daroy. Belum lagi pesona pantai Ulee Lheue yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia.

"Jadi Banda Aceh punya paket wisata yang komplit, dan itu belum termasuk dengan ragam objek wisata alam yang ada di Aceh Besar dan Sabang yang berbatasan langsung dengan Banda Aceh. Oleh karenanya kami sangat mengharapkan dukungan dari The Jakarta Post untuk membantu ‘menjual’ Banda Aceh ke dunia," pungkas Aminullah

Siap Mengubah Perspektif Masyarakat Internasional

Sementara itu, Pemred The Jakarta Post Nezar Patria menyambut baik keinginan dan tekad Aminullah untuk membawa Banda Aceh go international. "Kami sangat senang dengan kehadiran Pak Wali di sini, karena kami tahu selama satu tahun lebih memimpin Banda Aceh telah banyak gebrakan-gebrakan yang bapak buat."

Putra asli Aceh ini mengungkapkan, pihaknya memiliki komitmen yang sama untuk mengubah perspektif negatif masyarakat internasional terhadap Aceh khususnya Banda Aceh dewasa ini. "Image-nya di luar, Aceh ekstrem dengan penerapan syariat Islamnya dan kerap menjadi olok-olok media internasional. Tapi kami percaya dan yakin itu tak menjadi potret Aceh secara keseluruhan."

"Untuk itu, segala sesuatu tentang Banda Aceh harus kita tulis dengan lebih jernih dan publikasikan secara utuh agar bisa mengubah perspektif masyarakat internasional. Stigma selama ini berpengaruh pada keengganan investor untuk masuk. Padahal potensi Banda Aceh besar sekali yang seharusnya bisa dijual dengan baik ke mata dunia," katanya seraya menyatakan sepakat dengan Aminullah untuk memfokuskan promosi investasi dan pariwisata sebagai tahap awal kerja sama kedua belah pihak.

Ia pun mengusulkan Pemko Banda Aceh dan The Jakarta Post yang tergabung dalam Asian News Network (ANN) untuk menggelar eventbersama di Banda Aceh. Rangkaian acaranya berupa expo dan konferensi bisnis dengan mengundang para investor asing. Kami berserta sejumlah media dari ANN siap melakukan campaign hingga ke tingkat internasional," ungkapnya.

"The Jakarta Post juga siap mengekspose segala peluang investasi dan potensi wisata Banda Aceh dalam halaman khusus baik berupa berita dan foto, maupun video melalui media daring yang kami miliki. Termasuk soal keberagaman dan toleransi yang sudah teruji sejak lama juga harus kita ekspose, tak terkecuali mengenai syariat Islam yang sejatinya harus menjadi kekuatan, bukan malah menghambat Aceh untuk maju," ungkapnya lagi. (Jun)

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda