DIALEKSIS.COM | Redelong - Jalan lintas KKA Aceh Utara menuju wilayah tengah, yaitu Kabupetan Bener Meriah dan Takengon masih terputus. Warga masih terisolir.
Untuk memenuhi kebutuhan makanan agar bisa bertahan hidup, puluhan warga Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah, rela setiap hari berjalan kaki menuju Kabupaten Aceh Utara untuk mencari kebutuhan sembilan bahan pokok (Sembako).
Tidak hanya itu, warga juga membawa jerigen untuk mengantre bahan bakar di Kota Lhokseumawe. Akses darat ke kabupaten itu lumpuh total. Sejumlah ruas jalan dan jembatan amblas akibat longsor yang terjadi pada 26 November 2025 lalu.
“Kami putar melewati kebun warga. Kami menyeberang berjalan di atas batu dan kayu. Kami jalan kaki semampu kami, selanjutnya menuju ke kota naik motor trail bayar Rp 100.000 per orang,” kata Abdullah (40) saat ditanyai wartawan pada Senin (8/12/2025). |
Abdullah menyebutkan, ditempat tinggalnya tidak ada persediaan bahan makanan, di Kabupaten Bener Meriah semua kios tutup. Untuk bantuan yang diberikan pemerintah hanya sedikit.
“Pengungsi yang pulang ke rumah tidak dapat bantuan kalau tidak ke pengungsian. Kami makan aja ke pengungsian, maka dari itu kami harus beli sendiri ke Aceh Utara atau ke Lhokseumawe,” terangnya.
Lanjutnya, tidak jarang juga warga yang memiliki kerabat di Aceh Utara dan Lhokseumawe minta diantarkan sembako sampai ke Gunung Salak.
“Kendaraan hanya bisa dilalui sampai Gunung Salak, pulangnya kami jalan kaki ke rumah sambil memikul barang,” katanya.
Masyarakat saat ini berharap kepada pemerintah dapat segera memperbaiki akses jalan dan jembatan yang rusak akibat longsor. “Kalau jangka lama kami harus jalan kaki terus pasti kelelahan. Kita sangat berharap segera di perbaiki,” pungkasnya. [rg]