Rafli Salurkan Modal Wirausaha Berbasis Dayah di Aceh Jaya
Font: Ukuran: - +
Anggota DPR RI Dapil asal Aceh Rafli bersama Abah Asnawi Pimpinan Dayah Bahrul Ulum Diniyah Islamiyah (BUDI)
DIALEKSIS.COM | Aceh Jaya - Anggota DPR RI Dapil asal Aceh Rafli bersama PT Garuda Indonesia (Persero) menyerahkan bantuan modal usaha mini market kepada Yayasan Dayah Bahrul Ulum Diniyah Islamiyah (BUDI) Mesja, Desa Jangeut, Kecamatan Indra Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, Kamis (12/3/2020).
Dana Corporate Social Responsibilty (CSR) bersumber dari PT Garuda Indonesia yang merupakan mitra kerjanya di Senayan, Rafli menyebut itu sebagai Dana Kasih Sayang. "Ini dana kasih sayang", Sebut Rafli
"Kita punya harapan besar agar dayah di Aceh sebagai basis Pendidikan Islam yang sudah mengakar, nantinya manjadi contoh wujud kemandirian ekomoni," tambah Rafli
Dihadapan santri Rafli menjelaskan, perannya di Komisi VI DPR RI bermitra dengan seluruh Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Kami bertugas dikomisi VI bermitra dengan seluruh BUMN, semoga ikhtiar kita bersama seperti ini, terus mampu kita lakukan guna membantu tingkatkan perekonomian dan menghadirkan kebahagiaan bagi rakyat, Insyaallah" Ujar Politisi PKS
Penyaluran bantuan berupa dana sejumlah Rp 82.700.000 untuk modal berwirausaha bagi lembaga pendidikan dayah tersebut turut disaksaksikan Widya Kurniawan Putra, Pimpinan Pabang PT Garuda Indonesia Banda Aceh, Faisal Syamsudin, Sasi Kurniawan, Perwakilan Pusat PT Garuda Indonesia, Jakarta.
Bantuan diterima langsung oleh Pimpinan Dayah Bahrul Ulum Diniyah Islamiyah (BUDI), Asnawi Ramli atau dikenal Abah Asnawi. Ia mengungkapkan rasa bahagia atas kehadiran Rafli dan tim Garuda Indonesia
"Kami menyambut bahagia kedatangan Tgk Rafli bersama PT Garuda Indonesia, bersyukur dan berterimakasih atas perhatian bantuan ini," kata Abah Asnawi.
Menyoal upaya pemberdayaan ekonomi, menurut Asnawi Ramli, Dayah BUDI yang sekarang ia pimpin, merupakan Dayah yang kaya aset produktif sebelum Tsunami meluluh lantakan Aceh pada 2004.
"Dayah ini dahulu memiliki kebun rambut dan karet hingga ratusan hektar belum lagi tambak hingga usaha industri padi termasuk terbesar pabrik yg ada di Lamno serta banyak penghasilan milik dayah, namun itu lenyap dan hilang di sapu tsunami pada 2004", Kenang Abah Asnawi
"Sekarang kita kembali mulai berbenah meski masih jauh dari kejayaan yang pernah sebelumnya" Ucapnya