Rektor UIN Ar-Raniry: Pentingnya Tata Kelola Organisasi dalam Islam
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof. Mujiburrahman dalam acara Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) 2024 yang diadakan oleh Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Aceh Besar. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof. Dr. Mujiburrahman MAg, sekaligus Dewan Penasehat PW GP Ansor Aceh menegaskan pentingnya tata kelola organisasi yang baik dalam Islam.
Hal ini disampaikannya dalam acara Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) 2024 yang diadakan oleh Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Aceh Besar dengan tema "Bangkitlah Putra Pertiwi, Ansor Maju Satu Barisan" di Theater Room UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, pada 21 September 2024.
Dalam pemaparannya, Prof. Mujiburrahman menekankan bahwa organisasi, baik di lingkup agama maupun sosial, membutuhkan pengelolaan yang profesional dan penuh tanggung jawab agar dapat mencapai tujuannya.
Ia mengutip sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Bayhaqi, "Sesungguhnya Allah yang Maha Mulia dan Maha Tinggi menyukai bila salah seorang di antara kalian melakukan pekerjaan dengan baik, sempurna, dan profesional."
Hadis ini, menurutnya, menjadi dasar penting bagi setiap muslim untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, termasuk dalam konteks berorganisasi.
"Jika kita tidak bekerja dengan baik dan profesional, organisasi yang kita pimpin akan menghadapi banyak masalah. Oleh karena itu, tata kelola yang baik dalam organisasi adalah keharusan," ujar Prof. Mujiburrahman.
Lebih lanjut, Prof. Mujiburrahman menjelaskan komponen esensial sebuah organisasi. Ia menyebut bahwa organisasi harus memiliki visi, misi, identitas, landasan nilai, citra, serta cara pandang yang jelas, atau yang biasa disebut sebagai worldview.
Semua elemen ini, menurutnya, harus berakar pada ideologi dan nilai-nilai Islam, terutama bagi organisasi yang berafiliasi dengan ormas Islam seperti Gerakan Pemuda Ansor.
"Ansor ini bagian dari ormas Islam. Karena itu, seluruh komponen organisasi ini tidak boleh terlepas dari nilai-nilai Islam," tambahnya.
Prof. Mujiburrahman juga menekankan pentingnya kemandirian dalam berorganisasi. Ia menjelaskan bahwa organisasi yang mandiri adalah organisasi yang memiliki karakter futuristik, kreatif, dan transformatif.
"Karakter futuristik memungkinkan organisasi untuk berpandangan jauh ke depan, tidak hanya terpaku pada masa lalu," katanya.
Ia memberikan analogi dengan kaca spion pada mobil. "Kaca spion ada untuk melihat ke belakang, tapi tujuan kita tetap melaju ke depan. Melihat ke belakang hanya untuk memastikan kita tidak bertabrakan, bukan untuk menjadikan masa lalu sebagai visi utama. Hal yang sama berlaku dalam organisasi. Kita boleh mempelajari sejarah, tapi fokus utama kita harus pada masa depan," jelasnya.
Dalam konteks Aceh, Prof. Mujiburrahman juga membahas pentingnya menjaga warisan sejarah.
Meskipun banyak peninggalan fisik kerajaan Aceh yang hancur selama perang melawan penjajah, ia menekankan bahwa naskah-naskah kuno dan batu nisan para sultan adalah bukti kebesaran Aceh di masa lalu.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa kejayaan masa lalu tidak boleh dijadikan alasan untuk berpuas diri.
"Hal-hal kebesaran masa lalu itu jangan meninabobokan kita. Kita harus terus maju ke depan dengan semangat berjuang seperti yang ditunjukkan oleh para ulama dan pemimpin Aceh di masa lalu," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Mujiburrahman juga berbicara tentang pentingnya kepemimpinan transformatif dalam organisasi.
Ia menjelaskan bahwa kepemimpinan transformatif berbeda dengan kepemimpinan tradisional. Kepemimpinan transformatif fokus pada perubahan dan kemajuan organisasi, serta mampu beradaptasi dengan tantangan zaman.
"Kepemimpinan transformatif itu adalah kepemimpinan yang berpikir jauh ke depan, menciptakan inovasi, dan membawa organisasi ke arah yang lebih baik. Ini sangat penting, terutama bagi organisasi Islam yang ingin tetap relevan di tengah perkembangan dunia yang cepat," ungkapnya.
Prof. Mujiburrahman juga menjelaskan materi dengan sebuah kutipan yang sangat relevan dengan dunia organisasi.
Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya tata kelola organisasi yang baik, terutama bagi organisasi Islam yang ingin membawa perubahan positif di masyarakat.
"Kebenaran yang tidak terorganisir dengan baik akan dikalahkan oleh kebatilan yang tersusun rapi," tutupnya.