Rektor UNIKI Minta Bank Aceh Syariah Tingkatkan Kapasitas SDM
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Rektor Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Bireuen, Prof Apridar meminta pihak Bank Aceh Syariah untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengelolaan agar menjadi komponen penting dalam mewujudkan sistem perbankan yang terbaik se tanah air.
Prof Apridar mengatakan, pengelolaan Bank Aceh Syariah harus dikelola secara baik, karena persoalan di perbankan adalah persoalan yang sangat memerlukan waktu peningkatan dan mengolaborasikan berbagai hal dalam waktu yang sangat singkat.
Ia mengungkapkan, kualitas SDM perbankan dibutuhkan orang-orang yang berkinerja bagus dan mampu membaca kondisi yang terjadi di masyarakat agar bisa diimplementasikan untuk berbagai kebutuhan atau kegiatan-kegiatan Bank Aceh Syariah itu sendiri.
“Perbankan harus demikian, mobilitasnya harus tinggi, dan harus cepat dalam mengambil sikap untuk menyikapi persoalan-persoalan yang terjadi,” ujar Prof Apridar saat dihubungi Dialeksis.com, Minggu (14/3/2021).
Dengan demikian, lanjut Prof Apridar, Bank Aceh Syariah membutuhkan orang-orang yang punya kapasitas membaca peluang pasar. Jangan sampai pengelolaan Bank Aceh Syariah itu hanya nyaman dengan anggaran Pemerintah Daerah (Pemda) yang ada di seluruh Aceh.
“Memang anggaran Pemda itu cukup banyak, kalau hanya mengandalkan itu siapapun juga bisa melaksanakan,” tuturnya.
Sementara itu, Prof Apridar menyebutkan, investasi atau kegiatan yang dilakukan oleh Bank Aceh Syariah sekarang ini lebih banyak pada kegiatan-kegiatan yang sudah jelas peruntukkannya.
“Misalnya, seperti kredit bagi pegawai. Itu memang tidak punya risiko banyak. Tapi kalau hanya mengandalkan itu saya pikir pertumbuhannya itu jadi kurang cepat. Selain itu, palingan juga diberikan pembiayaan-pembiayaan kepada kontraktor yang sudah punya kontrak kerja. Kalau ini memang pembiayaan-pembiayaan yang sudah rutin dan sudah biasa kan,” ungkap dia.
Jadi, sambung dia, sekarang ini, Bank Aceh Syariah harus mampu membaca peluang pasar, seperti Bank-bank BUMN atau Bank asing lainnya.
Kemudian, Prof Apridar mengatakan, Bank Aceh Syariah juga harus banyak berinovasi dalam melaksanakan ekspansi terhadap berbagai kegiatan ke depan.
Jika tidak ada inovasi, kata Prof Apridar, Bank Aceh Syariah akan terkesan kering atau dianggap tidak ada program-program brilian untuk pembangunan sistem perbankan yang lebih baik lagi.
Padahal, kata dia, dengan didukung oleh anggaran dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, semua Kas Daerahnya berada di Bank Aceh.
“Kalau Bank Aceh tidak bisa menguasai pangsa pasar, atau tidak bisa jadi besar seperti Bank provinsi daerah lainnya, maka saya pikir sangat naif lah para pengelola ini,” kata Rektor UNIKI itu.
Selain itu, Prof Apridar juga menyarankan agar Bank Aceh Syariah memasuki pangsa-pangsa pasar yang bisa membuat pertumbuhan perekonomian Aceh jadi semakin lebih besar.
Ia mencontohkan seperti kegiatan pengadaan pabrik pengelolaan pangan supaya ketahanan pangan di Aceh bisa jadi lebih baik. Kemudian, menyediakan permodalan bagi para nelayan karena mereka sangat membutuhkan pembiayaan untuk bisa melakukan aktivitasnya. Dan mendukung UMKM sebagai tulang punggung pendapatan daerah, karena 90 persen pelaksana ekonomi Aceh berasal dari UMKM.
“Beberapa sentra tadi perlu dikuasai oleh Bank Aceh. Kalau ini bisa dikuasai, saya pikir Bank Aceh tidak hanya mampu bersaing dan mengungguli Bank-bank lain, tapi sudah berada pada tataran yang lebih baik dan bisa memberikan kontribusi positif terhadap pemerintahan Aceh itu sendiri,” pungkas Prof Apridar.