Rektor Unsyiah Ajak Unand Kolaborasi Penelitian Bidang Kebencanaan
Font: Ukuran: - +
Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng dan Rektor Unand Prof. Dr. Yuliandri, SH, MH menandatangani MoU terkait kolaborasi penelitian bidang kebencanaan secara virtual dari Ruang Mini Rektor Unsyiah, Senin (6/7/2020). [Foto: Humas Unsyiah]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng mengajak Universitas Andalas (Unand) untuk melakukan kolaborasi penelitian dalam bidang kebencanaan. Hal tersebut disampaikan Rektor saat penandatanganan MoU dengan Rektor Unand Prof. Dr. Yuliandri, SH, MH secara virtual dari Ruang Mini Rektor Unsyiah, Senin (6/7/2020).
Rektor Unsyiah menilai, jika dilihat baik secara historis ataupun geografis kedua perguruan tinggi ini sebenarnya memiliki hubungan yang kuat. Orang Aceh dan orang Sumatera Barat sejak ratusan tahun lalu sudah menjalin kerja sama yang erat khususnya dalam bidang agama.
Sementara dari segi geografis, kedua perguruan tinggi ini sama-sama berada dalam ring of fire. Kondisi ini menjadikan Aceh dan Sumatera Barat sangat rentan terkena bencana.
Untuk itulah, Rektor Unsyiah mengajak Unand untuk melakukan penelitian bersama dalam bidang mitigasi bencana. Kolaborasi keduanya, harap Rektor, semoga bisa menghasilkan publikasi yang bermanfaat dalam upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
Apalagi saat ini Unsyiah telah memiliki Pusat Studi Kebencanaan yaitu Tsunami Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) yang telah berstatus Pusat Unggulan Iptek.
"Saya melihat Profesor di Unand banyak menulis tentang kebencanaan. Maka saya yakin, jika peneliti dari kedua perguruan tinggi ini berkolaborasi, hal tersebut akan meningkatkan publikasi kita dalam upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB)," ucap Rektor.
Selain itu, Rektor juga menyampaikan rasa terima kasih atas kontribusi Unand selama ini bagi kemajuan Unsyiah. Misalnya dalam upaya Unsyiah mendirikan Fakultas Kedokteran pada tahun 1982. Di mana sebelum itu yaitu tahun 1980-1981, Unsyiah mengirimkan sejumlah mahasiswanya untuk belajar ke Unand. Mereka disiapkan untuk menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Unsyiah.
Kontribusi penting lainnya adalah, saat Unsyiah berhasil meraih lompatan akreditas dari C ke A. Hal ini tidak lepas dari peran dari Unand yang telah terlebih dahulu meraih akreditasi A. Di mana kala itu Rektor Unsyiah secara khusus mengundang Prof. Dr. Werry Darta Taifur, SE., MA yang saat ini menjabat sebagai Ketua Senat Unand, untuk memberikan motivasi dan bimbingan bagi Unsyiah.
"Jadi kita ingin Unand dan Unsyiah terus menjalin komunikasi yang intens. Kalau tidak, maka kita akan terus berada di belakang Universitas lain di Pulau Jawa. Padahal dari segi SDM, kita sudah sangat baik," ucap Rektor.
Sementara itu Prof. Yuliandri menyambut baik sejumlah kesepakatan kerja sama dengan Unsyiah. Hal ini juga sejalan dengan semangat Kampus Merdeka yang digaungkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Di mana setiap perguruan tinggi tidak boleh berdiri sendiri, tapi harus berkolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya untuk menguatkan institusinya.
Selama ini, ungkap Prof. Yuliandri, beberapa program studi maupun fakultas di Unand telah melakukan berbagai kerja sama secara langsung dengan Unsyiah.
Oleh karena itu, Prof. Yuliandri menilai kesepakatan kerja sama ini menjadi landasan penting bagi Unand untuk mengembangkan berbagai program atau kegiatan dengan Unsyiah kedepannya.
"Mou ini menjadi dasar bagi kita. Inilah sebenarnya esensi dasar kerja sama Unsyiah dan Unand yaitu kita ingin bersama-sama mengembangkan peluang kerja sama dalam berbagai bidang," ucapnya.
Pertemuan secara virtual ini dimoderatori oleh Wakil Rektor IV Unsyiah Dr. Hizir serta turut dihadiri oleh Wakil Rektor Unsyiah lainnya, serta beberapa Dekan Fakultas dalam lingkungan Unsyiah. (HU)