Beranda / Berita / Aceh / Rektor UTU: Horizon Baru Aceh 2025

Rektor UTU: Horizon Baru Aceh 2025

Selasa, 31 Desember 2024 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Rektor Universitas Teuku Umar, Prof. Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si., mengemukakan gagasannya tentang arah baru Aceh menghadapi 2025. Dalam sebuah bincang bincang eksklusif bersama Dialeksis (31/12/2024), Prof Ishak menyoroti pentingnya konsolidasi, pembangunan roadmap strategis, hingga penguatan hubungan dengan pemerintah pusat untuk memastikan Aceh semakin maju, makmur, dan modern.

“Aceh harus belajar dari masa lalu. Konsolidasi ke dalam dan konsiliasi seluruh kekuatan sosial politik menjadi langkah pertama yang wajib ditempuh. Kita perlu berdamai dengan sisa-sisa kontestasi pilkada sebelumnya agar dapat menatap masa depan bersama,” ujar Prof Ishak Hasan.

Ia menambahkan, roadmap pencapaian visi dan misi Aceh yang lebih maju harus segera ditetapkan. Menurutnya, Aceh memiliki potensi besar untuk berkembang jika dikelola dengan pendekatan yang terukur dan strategis.

Prof Ishak menegaskan perlunya meneguhkan kembali kekokohan hubungan antara Aceh dan pemerintah pusat. Hal ini, katanya, menjadi kunci bagi munculnya kepercayaan yang kuat antara pusat dan daerah, terutama dalam kepentingan investasi dan pengembangan sektor lainnya.

“Kita juga perlu mengisi organ pemerintahan dengan orang-orang yang memiliki kapasitas mumpuni dan visi ke depan. Ini bukan hanya soal administrasi, tapi tentang membawa Aceh ke era baru yang lebih kompetitif,” tambahnya.

Hal penting perlu dilakukan ditahun tahun selanjutnya yakni upaya membuka diri ke dunia internasional, Prof Ishak menyarankan agar Aceh menjelaskan batasan pelaksanaan syariat Islam yang inklusif dan membawa rahmat bagi semua. “Aceh harus menjadi contoh bagaimana syariat Islam dijalankan dengan nilai-nilai keterbukaan dan kesejukan,” katanya.

Pemikiran lain disampaikan Prof Ishak terkait pengentasan kemiskinan, menurutnya, harus dilakukan dengan memperkuat sektor agro-marine, mutu kesehatan, dan pendidikan. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya penguatan etika dan estetika sebagai landasan pembangunan.

Selanjutnya untuk mendongkrak ekonomi, Ishak menyarankan fokus investasi pada sektor unggulan seperti halal food dan pariwisata. “Pariwisata Aceh memiliki potensi besar, dan pengembangan halal food dapat menjadi daya tarik tersendiri di pasar global,” tuturnya.

Tak kalah pentingnya agar menjadi icon dan memperkenalkan Aceh, Prof Ishak juga mengusulkan pembangunan landmark baru yang monumental untuk menciptakan magnet ekonomi. Beberapa proyek yang perlu dipertimbangkan selama kepemimpinan Gubernur Muzakir Manaf, di antaranya:

  1. Terowongan Geurute sebagai simbol kemajuan infrastruktur.
  2. Monumen Masuknya Islam di Asia Tenggara.
  3. Pembangunan kereta gantung (cable car) di destinasi wisata.
  4. Modernisasi tata kota.
  5. Hilirisasi komoditas unggulan Aceh.
  6. Perancangan pusat bisnis modern dengan melibatkan pihak swasta.

“Aceh membutuhkan landmark yang tidak hanya monumental secara fisik, tetapi juga menjadi simbol kemajuan dan keberlanjutan ekonomi. Semua ini harus diwujudkan dengan visi yang kuat dan kerja sama yang solid,” pungkas Prof Ishak Hasan.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI