Renungan Budi dan Ucap Syukur Jokowi saat Lonjakan Kasus Corona Capai 1 Juta
Font: Ukuran: - +
[Dok. Biro Pers Setpres]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pernyataan berbeda seiring lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu terakhir.
Dalam pernyataannya sehari sebelum jumlah kasus positif Covid-19 menyentuh angka satu juta kasus, Jokowi mengucap syukur lantaran menurut dia pemerintah telah mengatasi dua krisis yang timbul akibat pandemi yakni, krisis kesehatan dan ekonomi.
"Kita bersyukur, Indonesia termasuk negara yang bisa mengendalikan dua krisis tersebut dengan baik," kata Jokowi saat memberi sambutan secara virtual pada Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPL-PGI), Senin (25/1).
Kendati demikian, Jokowi mengakui bahwa persoalan pandemi belum sepenuhnya berakhir. Ia meminta masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Saat ini, Jokowi mengatakan pemerintah akan bergantung pada vaksin untuk mengendalikan penyebaran virus. Menurut dia, pemerintah siap untuk menyuntikkan vaksin secara massal.
"Kita telah menyiapkan 30 ribu vaksinator, 10 ribu puskesmas, dan 3 ribu rumah sakit yang akan mendukung vaksinasi kepada kurang lebih 181,5 juta rakyat Indonesia," ucap Jokowi.
Belakangan, usai Tim Satuan Tugas Penanganan mengumumkan kasus Covid-19 telah menyentuh satu juta kasus, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengajak masyarakat untuk merenungi atas jumlah kasus tersebut.
Selain soal jumlah, Budi menyebut renungan itu juga terkait meninggalnya puluhan ribu korban selama kurang dari 11 bulan pandemi berada di Indonesia, termasuk di antaranya 600 tenaga kesehatan yang menjadi korban.
"Angka ini memiliki makna dua hal yang harus kita sadari. Angka ini membuat kita harus merenung," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (26/1).
Per Selasa (26/1), kasus positif Covid-19 tembus 1.012.350 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 820.356 orang dinyatakan telah pulih, 163.526 orang menjalani perawatan di RS atau isolasi mandiri, sementara 28.468 orang lainnya meninggal dunia.
Penambahan kasus terutama terjadi sejak memasuki awal Januari 2021. Sejumlah epidemiolog menyebut penambahan kasus itu terjadi akibat Libur Natal dan Tahun Baru. Beberapa kali, penambahan kasus menyentuh rekor di atas 10 ribu dalam sehari.