Rabu, 02 Juli 2025
Beranda / Berita / Aceh / Repatriasi Penuh Martabat untuk Renni Daniati

Repatriasi Penuh Martabat untuk Renni Daniati

Selasa, 01 Juli 2025 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Jenazah Renni Daniati (32), Tenaga Kerja Wanita asal Desa Semadam Baru, Aceh Tenggara, akhirnya tiba di kampung halaman setelah meninggal dunia di Malaysia usai perawatan intensif di rumah sakit. Pemulangan ini dipimpin langsung Dr. Muslem Yacob, S.Ag, M.Pd, Kepala Dinas Sosial Aceh, berdasarkan instruksi khusus Gubernur Aceh. [Foto: Humas Dinsos Aceh]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Jenazah Renni Daniati (32), Tenaga Kerja Wanita asal Desa Semadam Baru, Aceh Tenggara, akhirnya tiba di kampung halaman setelah meninggal dunia di Malaysia usai perawatan intensif di rumah sakit.

Pemulangan ini dipimpin langsung Dr. Muslem Yacob, S.Ag, M.Pd, Kepala Dinas Sosial Aceh, berdasarkan instruksi khusus Gubernur Aceh. Proses jemput jenazah di Bandara Kualanamu Medan dilakukan bersama tim Dinsos Aceh Tenggara, disertai protokol kebangsaan dan pendampingan psikologis bagi keluarga.

Dalam penyampaian keterangan kepada Dialeksis.com pada Selasa (1/7/2025), Dr. Muslem mengurai kompleksitas operasi repatriasi, "Kami koordinasikan semua pihak dalam 48 jam: dari otoritas bandara, Dinsos Aceh Tenggara, hingga konsulat Malaysia. Prioritasnya adalah kecepatan dan kehormatan almarhumah,” ujarnya.

Ia menekankan, langkah ini selaras dengan visi Gubernur Aceh untuk memperkuat perlindungan warga di luar negeri, terutama TKW sektor informal yang rentan.

Langkah cepat dari tim Dinsos menyiapkan tiga lapis bantuan, pertama menurutnya melakukan dukungan Hukum, ”Fasilitasi klaim asuransi dan penyelesaian administratif dengan pihak Malaysia,” ungkapnya.

Selain itu Dinsos Aceh Tenggara bersama Dinsos Aceh memberikan penyaluran tunai senilai Rp10 juta serta kebutuhan logistik pemakaman. 

“Kolaborasi ini juga terlihat dalam proses awal dan akhir bersama kedua daerah dan provinsi, termasuk penjemputan dengan menggunakan ambulan dari Dinsos Aceh diantar sampai ke Aceh Tenggara,” ungkapnya.

“Intervensi Jangka Panjang: Rencana pelatihan menjahit dan budidaya kopi bagi keluarga, sebagai alternatif migrasi berisiko,” jelasnya lagi.

Dr. Muslem mengungkap fakta kritis, "70% TKW asal Aceh bekerja di sektor informal tanpa kontrak jelas. Kami akan genjot sosialisasi hak pekerja dan kerja sama dengan BP3MI,” terangnya.

Ia merujuk pada rencana task force lintas dinas untuk pemantauan calon TKW, termasuk verifikasi agen penyalur.

Ia lanjut menjelaskan perihal teknis penjemputan koordinas 28 Juni 2025 Konfirmasi dokumen jenazah ke Kemlu Malaysia, selanjutnya penjemputan 29 Juni 2025 Tim Dinsos terbang ke Medan, damping keluarga, pemulangan 30 Juni 2025 pengawalan ambulans darat ke Aceh Tenggara, dan pemakaman 1 Juli 2025 Prosesi adat Aceh di Semadam Baru.

Dr. Muslem menutup dengan pesan tegas, "Kematian Renni jadi pengingat: kami akan perketat pengawasan TKW dan bangun ekonomi desa agar tak ada lagi warga terpaksa migrasi tanpa perlindungan." tutupnya.

Dr. Muslem Yacob, dilantik Januari 2024, dikenal sebagai birokrat inovatif. Baru-baru ini ia mempelopori sistem online Laporan Kinerja Harian (LKH) untuk transparansi kinerja ASN. Langkah repatriasi Renni menjadi ujian pertama komitmennya menjalankan amanat Gubernur. [arn]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI