Respons Keluhan Masyarakat, Ini Penjelasan Dirut PDAM Tirta Mountala Aceh Besar
Font: Ukuran: - +
Direktur Utama PDAM Tirta Mountala Aceh Besar, Ir. Sulaiman, M.Si. [Foto: Media Center Aceh Besar]
DIALEKSIS.COM | Aceh - Direktur Utama PDAM Tirta Mountala Aceh Besar Ir Sulaiman MSi memberikan tanggapan terkait keluhan masyarakat atau pelanggan PDAM diwilayah pelayanan cabang Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar yang bersumber air baku dari Mata Ie dengan jangkauannya terdiri dari Darul Imarah, Peukan Bada dan sebahagian Kecamatan Lhoknga yang mengalami kendala aliran air bersih yang disebabkan karena kekeringan yang melanda wilayah tersebut.
"Memang tidak bisa dihindari, dampak kemarau yang terjadi sejak beberapa bulan belakangan ini telah menyebabkan terjadinya penurunan debit air PDAM di Mata Ie. Padahal, waktu kami pantau debit airnya masih penuh, tapi selang tiga hari debit air tersebut langsung turun drastis, maka pelayanannya terjadi mandet, sebagian wilayah ada air dan sebagai wilayah tidak ada aliran air. Kenapa sebagian wilayah ada air, karena jangkauannya kapasitas kecil," kata Direktur Utama PDAM Tirta Mountala Aceh Besar, Ir. Sulaiman, M.Si, Aceh Besar, di Kantornya, Rabu (24/5/2023)
Sulaiman mengatakan, terkait dengan kekeringan yang terjadi setiap tahun di wilayah pelayanan PDAM cabang Kecamatan Darul Imarah. Pihak PDAM Tirta Mountala bukan tidak ada solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kami telah mengupayakan mengusul pembangunan SPAM yang baru di wilayah Leupung (sarah). Karena, sumber air di Mata Ie tidak akan mencukupi lagi kebutuhan untuk tiga wilayah, apalagi musim kemarau setiap tahun akan terjadi dan diprediksikan akan berkepanjangan," lanjutnya
Disamping itu, Ia menanggapi perihal tersebarnya berita tentang tagihan air yang sangat besar, sedangkan airnya tidak ada. Bukan tagihannya yang besar, tapi disetiap wilayah masing-masing ada hakimnya yaitu meteran yang terpasang di setiap rumah pelanggan PDAM Tirta Mountala.
“Bila merasa itu tagihannya besar, jangan bayar dulu. Silahkan komplain ke petugas pelayanan. Ini supaya nanti kita bisa lihat bersama-sama riwayat meterannya (Hakim),” terang Sulaiman
Ia menambahkan, musim kemarau yang terjadi di Darul Imarah sejak bulan belakangan ini telah diantisipasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mountala. Salah satunya, dengan menyediakan mobil tangki untuk mengirim air bersih ke pelanggan yang terdampak kekeringan.
"Jadi, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak khawatir, apabila debit air di Mata Ie sudah turun dratis. Untuk mengatasi hal itu, PDAM akan menyiapkan mobil tangki air untuk didistribusikan ke tempat-tempat umum. Mulai hari ini, sudah saya instruksikan kepada kepala cabang untuk memperhatikan dimana wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh aliran air yang tersedia sekarang dan akan kita distribusikan air dengan mobil tangki dan masyarakat tidak perlu membayar," paparnya.
Semetara itu, Kepala Direktur Teknis PDAM Tirta Mountala Aceh Besar Salman, ST mengatakan, kekeringan sampai saat ini masih menjadi permasalahan besar di Kabupaten Aceh Besar. Dalam hal upaya mengatasi persoalan itu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mountala terus melakukan berbagai upaya. Mungkin Ini bukan hal yang baru, karena pada tahun 2017 Aceh Besar sudah pernah mengalami kekeringan berkepanjangan.
"Nah, pada saat terjadinya kekeringan ditahun 2017, pihak PDAM sudah memikirkan bagaimana mengatasi permasalahan kekeringan di Mata Ie supaya tidak berkelanjutan. Saat itu, kami sudah melakukan sebuah perencanaan untuk membangun SPAM baru yang artinya sistem penyediaan air baru yang bersumber dari Kecamatan Leupung (sarah) dengan kapasitas 400 liter perdetik dan nanti akan dibagai pada dua wilayah 200 liter perdetik untuk membantu suplai ke Banda Aceh, 200 Liter untuk mensuplai ke Kecamatan Darul Imarah, Pekan Bada dan Kecamatan Lhoknga tentunya," ujarnya
Ia menjelaskan, bahwa perencanaan pembangunan SPAM yang direncanakan oleh PDAM saat itu yaitu berupa penambahan debit air yang akan dialirkan ke wilayah terdampak kekeringan. Penambahan debit air itu mencapai sebesar 200 liter perdetik.
"Harus diketahui, kenapa kami rencanakan 200 liter perdetik, karena kapasitas air saat ini di Mata Ie hanya 160 liter perdetik. Jadi, dengan adanya perencanaan pembangunan SPAM baru 200 liter perdetik untuk menjawab kebutuhan air bersih saat terjadi kekeringan seperti sekarang," ungkapnya
Salman menegaskan, tapi sangat disayangkan, perencanaan pembangunan SPAM baru di Kecamatan Leupung yang sudah direncanakan dengan baik bersama pihak sumber daya air (SDA) dari Pemerintah Pusat tidak terlaksanakan dikarenakan musibah Covid yang melanda Indonesia pada tahun 2019.
"Sudah ada anggarannya untuk membangun SPAM baru di Kecamatan Leupung. Karena ada covid-19, jadi anggaran tersebut di refocusing, padahal anggaran yang disediakan oleh Pemerintah Pusat hampir 80 Miliar lebih untuk membangun jaringan pipa air baku dan setahu kami, sudah masuk proses pelelangan. Tapi, ternyata dihapus karena kondisi indonesia saat itu sangat buruk," tegasnya
Selain itu, Salman juga mengungkapkan, pada tahun 2021 pihak PDAM Tirta Mountala dengan PUPR Aceh kembali mengusulkan ke Pemerintah Pusat untuk mewujudkan kembali proses pembangunan SPAM regional. Regional itu artinya pemanfaatan kedua daerah yaitu Banda Aceh dan Aceh Besar untuk mengatasi pada kekeringan melanda.
"Maka, kami membutuhkan bantuan dan dukungan yang lebih besar dari Pemerintah Daerah, untuk kita pelajari dan melihat kendala-kendala apa yang sampai saat ini realisasi pembangunan tersebut belum terwujud. Karena, seandainya pembangunan SPAM baru itu terwujud, permasalahan yang terjadi saat ini, Insya Allah akan teratasi. Tapi, Apabila pembangunan SPAM yang 200 liter perdetik tersebut tidak terwujud, maka permasalahan krisis air di mata ie akan terus berlanjut hingga tahun ke tahun, karena kami melihat kekeringan di mata ie sudah hampir setiap tahunnya," pintanya
Jadi, masyarakat jangan beranggapan pihak PDAM Tirta Mountala tidak mencari solusinya dalam hal mengatasi permasalahan kekeringan yang terjadi di wilayah pelayanan PDAM cabang Kecamatan Darul Imarah.
"Pihak PDAM Sudah dari tahun 2018 mencari solusi dan membuat perencanaan, di tahun 2019 kami melakukan penggangaran dana insentif daerah (DID) bersama Dinas Sumbar Daya Air (SDA) pusat. Dikarenakan Covid-19 melanda semua batal dan sampai saat ini belum terwujud, maka kami butuh dukungan dari Pemerintah Daerah biar bisa menjawab permasalahan ini," pungkas Salman. [MCAB]