Ribuan Warga Aceh Hadiri Peringatan 20 Tahun Tsunami di Masjid Raya Baiturrahman
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Ribuan masyarakat Aceh memadati halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis (26/12/2024), dalam rangka memperingati 20 tahun tragedi gempa dan tsunami Aceh yang mengguncang bumi Serambi Mekkah pada 26 Desember 2004. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ribuan masyarakat Aceh memadati halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis (26/12/2024), dalam rangka memperingati 20 tahun tragedi gempa dan tsunami Aceh yang mengguncang bumi Serambi Mekkah pada 26 Desember 2004.
Acara yang dipenuhi dengan doa bersama, pembacaan Yasin, dan tahlil ini menjadi momen refleksi mendalam bagi para peserta, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Peringatan ini diawali dengan ziarah ke makam para syuhada tsunami di Ulee Lheue, Banda Aceh. Seluruh rangkaian acara diakhiri dengan sirine tsunami yang meraung selama tiga menit di seluruh Aceh, mengajak masyarakat untuk bertafakur sejenak mengenang tragedi dahsyat dua dekade silam.
Akil (27), salah seorang warga Banda Aceh, hadir sejak pukul 07.00 WIB bersama teman-temannya untuk turut serta dalam acara doa bersama. Ia mengisahkan bagaimana dirinya yang saat itu berusia tujuh tahun selamat dari terjangan tsunami.
“Saya tinggal di Punge Blang Cut. Ketika gempa besar terjadi, kami semua langsung keluar rumah. Beberapa menit kemudian, datang air bah besar. Saya dan orang tua langsung naik ke mobil pikap yang lewat dan dibawa ke Sibreh, Aceh Besar,” ungkapnya.
Bagi Akil, peringatan ini bukan hanya tentang mengenang tragedi, tetapi juga bentuk syukur atas keselamatan yang diberikan Allah SWT.
Puncak acara peringatan di Masjid Raya Baiturrahman ini turut dihadiri oleh puluhan duta besar dari berbagai negara yang pernah membantu Aceh pasca tsunami, serta sekitar 5.000 tamu undangan dari lembaga nasional dan internasional.
Penjabat Gubernur Aceh, Safrizal, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peringatan ini sebagai momentum refleksi bersama.
“Peringatan 20 tahun tsunami Aceh adalah ajang untuk memperkuat kesadaran kolektif tentang mitigasi bencana dan membangun kesiapsiagaan masyarakat. Selain itu, ini adalah momen untuk mengenang solidaritas luar biasa yang ditunjukkan masyarakat global dalam membantu Aceh bangkit,” ujarnya.
Menurut Safrizal, kehadiran negara sahabat yang turut serta dalam acara ini adalah simbol komitmen mereka dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Aceh.
Ia menambahkan bahwa peringatan tsunami juga menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan nilai-nilai syariat Islam kepada dunia.
“Aceh telah menunjukkan bahwa syariat Islam dapat diterapkan dalam konteks modern dan pluralis. Momentum ini juga menjadi sarana untuk memperbaiki persepsi negatif dunia tentang Islam yang sering disalahartikan,” jelasnya.
Ia juga mengajak masyarakat Aceh untuk hadir dan mendoakan para syuhada yang gugur dalam tragedi 2004.
Sebagai penutup, acara ini dimeriahkan dengan tausiyah Islami dari KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym. Kehadiran penceramah kondang ini disambut antusias oleh masyarakat.
“Nasihat yang disampaikan Aa Gym diharapkan dapat menjadi penyemangat masyarakat untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT,” ungkap Safrizal.
Peringatan 20 tahun tsunami Aceh bukan sekadar ritual tahunan. Lebih dari itu, ia menjadi simbol kekuatan, ketahanan, dan semangat gotong royong masyarakat Aceh dalam menghadapi tragedi besar.
“Mari kita bersama-sama berdzikir, berdoa, dan bertafakur, seraya memohon perlindungan Allah SWT agar Aceh dan Indonesia dijauhkan dari bencana di masa mendatang,” pungkas Safrizal. [nh]