Rohingya Mendarat di Aceh Besar, DPRA Minta Pemerintah Aceh dan UNHCR Bersikap Tegas
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Iskandar Usman Al-Farlaky. [Foto: Dialeksis/Alfatur Rizky]
Pemerintah Aceh dan UNHCR Diminta Tegas
Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Iskandar Usman Al Farlaky meminta agar UNHCR dan IOM untuk tegas dalam menangani pengungsi Rohingya.
“Memang selama 1-2 bulan bisa menyediakan fasilitas, seperti kebutuhan makanan, minuman, dan kebutuhan perempuan termasuk anak-anak. Namun selebihnya kita harus berpikir ulang, jika memang mereka bukan pencari suaka dan memanfaatkan Aceh sebagai zona transit mereka melarikan ke negara lainnya untuk mencari kerja, harus segera diambil sikap yang tegas,” tegasnya.
Sebelumnya, imigran rohingya ini sudah hadir di Aceh Utara sebanyak 2 kloter di lokasi yang berbeda tepatnya pada Selasa (15/11/2022) dan Rabu (16/11/2022).
Kemudian, kedatangan Rohingya di Aceh Besar ini merupakan yang ketiga kali dalam kurun waktu yang dekat di Aceh. Iskandar menduga kedatangan rohingya ini ke Aceh hanya sebagai zona transit mereka untuk melarikan diri ke negara lainnya. Bahkan dia menduga adanya indikasi human trafficking terhadap imigran Rohingya.
“Kaburnya imigran Rohingya dari bekas Kantor Imigrasi Kota Lhokseumawe ini menandakan mereka ini tidak murni mencari suaka politik atau merupakan korban perang di Nyanmar,” katanya kepada Dialeksis.com, Senin (26/12/2022).
“Namun kuat dugaan mereka hanya memanfaatkan Aceh daerah transit untuk masuk ke Malaysia melalui Sumatera Utara. Apakah mereka ini diorganisir oleh kelompok tertentu atau agen human trafficking belum bisa dipastikan, sebelum penyelidikan lebih lanjut. Walaupun begitu, kita kuat menduga hampir 80 persen adanya human trafficking terhadap imigran Rohingya,” sambungya.
Selanjutnya » Sejauh ini, kata Iskandar, UNHCR belum b...