RUMAN Aceh Dikunjungi 2 Dosen Universitas Indonesia
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Lembaga pendidikan Rumah Baca Aneuk Nanggroe (RUMAN) Aceh dikunjungi 2 orang dosen Universitas Indoensia (UI) di basecamp mereka di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh pada Selasa (9/7/2019) siang kemarin.
Kedua dosen UI tersebut adalah Neng Djubaedah, S.H., M.H., Ph.D., dan anaknya, DR. Yeni Salma Barlinti, S.H., M.H. Mereka didampingi seorang dosen UNSYIAH dan diterima langsung oleh Pendiri RUMAN Aceh, Ahmad Arif.
"Merupakan sebuah kehormatan bagi kami atas kunjungan tetamu tersebut. Di tengah padatnya jadwal utama di Banda Aceh sebagai utusan KEMENKUMHAM, mereka tetap meluangkan waktu untuk melihat langsung sekretariat khidmah RUMAN Aceh", ujar Arif.Kepada mereka, Arif menjelaskan latar belakang pendirian serta lika-liku perjalanan RUMAN Aceh sejak 8 April 2013 lalu hingga kini. Juga dituturkan tentang 3 prinsip utamanya. Yaitu, murni sosial-kebajikan, nonpartisan dan hana fee.
"Kita pernah menolak tawaran donasi sebesar Rp 1.5 Milyar karena tak sesuai dengan prinsip tersebut. Hana fee adalah yang paling berat. Namun, kita selalu berusaha istiqamah dengan saling mengingatkan dan saling menguatkan", ungkap Arif sembari tersenyum.Baik Neng Djubaedah mau pun Yeni Salma Barlinti, keduanya memberikan apresiasi positif atas kiprah RUMAN Aceh bagi kaum dhuafa di Aceh secara umum, khususnya di Banda Aceh dan Aceh Besar.
"Awalnya tidak ada agenda ke RUMAN Aceh. Namun, begitu mendarat di bandara Sultan Iskandar Muda, saya teringat. Karenanya, saya mengajak ibunda saya untuk berkunjung.Alhamdulillah, kami bisa melihat langsung. Sebelumnya hanya melalui sosial media", kata Yeni yang telah menghadiahkan buku berasal dari disertasinya kepada RUMAN Aceh belum lama ini.
Sedangkan Neng Djubaedah, ia lebih memfokuskan perhatiannya kepada Sekolah PAUD RUMAN Aceh yang menggratiskan 64 anak dhuafa bersekolah pada tahun ajaran 2019/2020 ini."Salut buat para donatur yang bersedia berbagi rezekinya agar anak-anak dhuafa tetap bisa mengakses sekolah yang ramah kepada mereka. Sebagaimana saya pun salut kepada bunda guru disini atas totalitas dan dedikasi mereka membersamai kaum termarjinal", tutur Neng yang meraih Ph.D dari UKM (Universitas Kebangsaan Malaysia) pada usia 67 tahun.
Kedua tamu tersebut berharap agar RUMAN Aceh terus melangkah di atas prinsip yang telah digariskan dan semakin memaksimalkan ikhtiar dalam berkebaikan. Sebelum berpisah, Neng menitipkan zakat maal (harta)nya untuk 14 anak dhuafa. (pd)