Saat Pelantikan DPRK, Ada Aksi Penolakan Tambang
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Takengon - Saat pelantikan di DPRK Aceh Tengah, Senin (26/8/2019), seorang mahasiswa asal Linge, melakukan aksi tunggal menyampaikan aspirasinya ke DPRK yang baru dilantik, agar bersikap menolak kehadiran tambang di Gayo.
Agus Muliara, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Gajah Putih, meminta DPRK setempat untuk mengeluarkan sebuah keputusan, menolak hadirnya PT. Linge Mineral Resources (PT.LMR).
Menurut Agus dalam aksinya yang tidak bertemu dengan 30 personil DPRK yang baru saja beberapa menit dilantik, dia menyakini apa yang disampaikanya itu akan didengar oleh anggota dewan. DPRK harus menolak perusahaan tambang emas dengan pemodal asing, dimana nilai sahamnya mencapai 80 persen.
Aksi itu menurut Agus, sebagai bentuk kekecewaanya selaku rakyat Linge, atas sikap dewan selama ini yang tidak mau mendengar keinginan rakyat dalam penolakan tambang di Gayo.
"Demi leluhur ku, demi muyang datu, kami tolak Tambang di Linge, " demikian tulisan yang tertera di karton putih, saat Agus melakukan aksi tunggal ini.
Agus Muliara menjelaskan, hadirnya perusahaan pertambangan di Aceh Tengah akan berdampak pada nasib generasi mendatang. Mengakibatkan kerusakan lingkungan. Masyarakat adat akan dikorbankan.
Apalagi di Linge adalah wilayah lelulur Gayo, negeri yang penuh sejarah. Pembukaan tambang di sana akan menghangcurkan situs sejarah Linge, yang mengakibatkan identitas orang Gayo akan hilang, serta akan memunculkan beragam bentuk kehancuran lainya.
Untuk itu, DPRK yang baru dilantik harus bersikap, mereka harus menyatakan penolakan tambang yang ada di bumi Gayo, sebut Agus. (baga)