Senin, 27 Oktober 2025
Beranda / Berita / Aceh / Sambut Hari Sumpah Pemuda, 203 Petani Ikuti Kontes Kakao Aceh Tenggara

Sambut Hari Sumpah Pemuda, 203 Petani Ikuti Kontes Kakao Aceh Tenggara

Senin, 27 Oktober 2025 13:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Bupati Aceh Tenggara, H. M. Salim Fakhry. [Foto: Diskominfo Agara]


DIALEKSIS.COM | Kutacane - Dalam rangka menyambut Hari Sumpah Pemuda, Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara menggelar Kontes Kakao Aceh Tenggara Hebat di Lapangan Pemuda, Gumpang Jaya, Kecamatan Babussalam, Minggu (26/10/2025).

Kegiatan yang diprakarsai oleh Kodim 0108/Aceh Tenggara bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tenggara ini diikuti 203 petani dari 16 kecamatan.

Kontes digelar sebagai upaya meningkatkan mutu kakao lokal serta memperkuat peran petani dalam menjaga ketahanan pangan dan daya saing komoditas daerah.

Bupati Aceh Tenggara, H. M. Salim Fakhry, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berpartisipasi, khususnya para petani kakao.

Ia menyebut, kakao merupakan salah satu urat nadi perekonomian daerah yang perlu terus dikembangkan dengan dukungan semua pihak.

“Kehadiran bapak-ibu di sini adalah bukti nyata semangat kita memajukan komoditas kakao. Kesuksesan pembangunan pertanian tidak lepas dari sinergi kuat antara pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat,” kata Bupati Salim Fakhry.

Bupati juga mengapresiasi peran aktif Babinsa dari Kodim 0108/Aceh Tenggara yang selama ini mendampingi petani di lapangan, terutama dalam upaya peningkatan mutu budidaya dan fermentasi biji kakao.

“Peran TNI dalam mendukung ketahanan pangan adalah bukti nyata kemanunggalan TNI dan rakyat. Mari kita jaga sinergi ini demi kesejahteraan masyarakat Aceh Tenggara,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Bupati Salim Fakhry juga menyinggung prestasi kakao asal Tanah Alas yang telah diakui dunia dengan masuk dalam daftar “Cacao of Excellence”, ajang internasional yang menyeleksi biji kakao terbaik dunia.

“Kita patut berbangga karena kakao dari Aceh Tenggara telah menorehkan prestasi di tingkat dunia. Kontes ini menjadi wadah untuk menjaga kualitas dari hulu sekaligus mendorong petani menerapkan praktik budidaya yang baik,” ujarnya.

Para peserta kontes terbagi ke dalam empat zona wilayah pertanian: Zona 1: Ketambe, Deleng Pokhisen, Badar, dan Babussalam. Zona 2: Lawe Bulan, Lawe Ban, Lawe Sumur, Bambel, dan Bukit Tusam. Zona 3: Darul Hasanah, Lawe Alas, Tanoh Alas, dan Babul Rahmah. Zona 4: Babul Makmur, Leuser, Lawe Sigala-gala, dan Semadam.

Hasil penilaian juri menempatkan Zona 2 Kecamatan Bambel sebagai juara pertama, disusul Zona 3 Kecamatan Tanoh Alas di posisi kedua, Zona 2 Kecamatan Bukit Tusam di posisi ketiga, dan Zona 2 Kecamatan Lawe Sumur sebagai juara harapan satu.

Para pemenang menerima hadiah berupa uang tunai, sertifikat, dan cendera mata. Juara pertama mendapatkan Rp.1,5 juta, juara kedua Rp.1 juta, juara ketiga Rp.750 ribu, dan juara harapan satu Rp.500 ribu.

Kepala Bidang Perbenihan, Produksi, dan Perlindungan Perkebunan Aceh, Fahrurrozi, mengatakan bahwa kontes ini menjadi wadah menumbuhkan semangat petani untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kakao.

“Produksi kakao Aceh saat ini mencapai 10.533 ton per tahun, dengan produktivitas rata-rata 905 kilogram per hektar dari 2.651 kepala keluarga petani. Kualitas biji menjadi kunci utama untuk daya saing nasional maupun internasional,” kata Fahrurrozi.

Ia juga mengapresiasi inisiatif Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dalam melibatkan petani secara langsung melalui kegiatan kompetitif yang edukatif.

Acara tersebut turut dihadiri unsur Forkopimda, Wakil Bupati Aceh Tenggara, Ketua MPU, Ketua MAA terpilih Kasri Selian, para asisten, staf ahli bupati, kepala OPD, camat, serta mitra pembangunan seperti Program Manager Swisscontact Cristina Rini, perwakilan NGO, dan berbagai perusahaan perkebunan.

Sebagai informasi tambahan, Kakao yang diperlombakan akan dinilai dari segi kualitas fisik buah seperti bentuk, ukuran, berat buah yang seragam, warna kulit buah yang sesuai dengan Varietasnya dan tidak ada cacat atau kerusakan fisik yang disebabkan penyakit dan hama.

Di kontes ini juga dinilai dari kualitas biji seperti jumlah biji per-buah, berat biji basah, biji terisi penuh tidak kempis dan bebas dari penyakit. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI