Minggu, 14 September 2025
Beranda / Berita / Aceh / Santri Go Green! Belajar Bikin Sabun Cuci Piring Eco Enzyme dari Kulit Buah

Santri Go Green! Belajar Bikin Sabun Cuci Piring Eco Enzyme dari Kulit Buah

Sabtu, 13 September 2025 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Tim dosen Universitas Syiah Kuala (USK) bersama mahasiswa KKN Tematik PKMBP-TTG saat melatih pembuatan sabun cuci piring berbasis eco enzyme dari kulit buah yang diikuti santri yatim dan dhuafa Dayah Mini Tibang. [Foto: dokumen USK-PKMBP-TTG]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Santri yatim dan dhuafa Dayah Mini Tibang kini memiliki keterampilan baru yang ramah lingkungan. Pada Sabtu (13/9/2025), mereka mengikuti pelatihan pembuatan sabun cuci piring berbasis eco enzyme dari kulit buah. Kegiatan ini difasilitasi oleh tim dosen Universitas Syiah Kuala (USK) bersama mahasiswa KKN Tematik PKMBP-TTG sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat.

Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Agustus lalu, ketika santri dilatih mengolah sampah kulit buah menjadi eco enzyme. Kali ini, eco enzyme tersebut dikembangkan menjadi produk turunan berupa sabun cuci piring ramah lingkungan yang siap digunakan sehari-hari.

Ketua tim pengabdi, Ratu Fazlia Inda Rahmayani, S.Pd., M.Sc., menuturkan bahwa kegiatan ini tidak hanya membekali santri dengan keterampilan praktis, tetapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan. 

“Dari sampah kulit buah yang biasanya terbuang, kita bisa menghasilkan produk bermanfaat. Santri belajar bahwa menjaga kebersihan dan peduli lingkungan bisa dimulai dari hal sederhana,” ujarnya.

Menurut Dr. T. Meldi Kesuma, S.E., M.M., produk sabun eco enzyme ini berpotensi membuka peluang wirausaha hijau. “Kegiatan ini bukan hanya untuk menjaga lingkungan, tetapi juga membuka jalan bagi santri agar dapat mandiri secara ekonomi melalui produk berkelanjutan,” katanya.

Hal senada disampaikan Dra. Erlidawati, M.Si., yang menegaskan efektivitas eco enzyme sebagai bahan pembersih alami. 

“Penggunaan sabun berbasis eco enzyme dapat mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi lingkungan,” jelasnya.

Santri terlihat antusias mengikuti setiap tahap pelatihan, mulai dari persiapan hingga pencampuran bahan sabun. Dua santriwan, Riskan dan Muchlisin, bahkan mengungkapkan kegembiraan mereka.

“Kami senang sekali ikut kegiatan ini karena belum pernah mendapat pelatihan seperti ini sebelumnya. Kami selalu tunggu Ibu, Bapak, dan Kakak-kakak datang lagi ke dayah,” ujar mereka kompak.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program “Model Pengelolaan Sampah Berbasis 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace, Replant)” yang digagas tim USK. 

Program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup santri yatim dan dhuafa Dayah Mini Tibang. Produk sabun yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan langsung di lingkungan dayah serta menginspirasi pengembangan keterampilan kewirausahaan ramah lingkungan.

Dengan keterampilan ini, santri tidak hanya belajar mengelola sampah organik, tetapi juga mendapatkan bekal untuk membuka peluang usaha hijau yang bermanfaat bagi masyarakat. [*]


Keyword:


Editor :
Indri

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
pelantikan padam
sekwan - polda
bpka - maulid
bpka