Sayuti Malik Dirikan Konsep Dayah Entrepreneurship di Aceh Besar
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Foto: doc pribadi/dialeksis
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Alumni Pesantren Modern Ar-Raudlatul Hasanah Kota Medan Sayuti Malik sedang mendirikan sebuah pesantren bergaya entrepreneurship yang diberi nama Dayah Yasurrun Nazirin di desa Lamtamot, Aceh Besar.
Pesantren entrepreneurship adalah sebuah konsep pendidikan modern yang memadukan antara ilmu agama dan dunia, yakni spiritual intelektual dan kewirausahaan (Entrepren).
Saat dihubungi, Sayuti Malik menyatakan bahwa latar belakang pembangunan dayah tersebut berawal dari keinginannya untuk membimbing generasi muda Aceh agar berkarakter Islami serta berjiwa mandiri dan entrepreneur.
“Kita ingin melahirkan kader-kader yang Islami, tidak hanya mampu memahami bahasa Arab atau bahasa inggris, memahami kitab, tetapi kader-kader yang juga mampu hidup mandiri tanpa mengharapkan dana lagi dari orangtua,” ujar Sayuti kepada reporter Dialeksis.com, Aceh Besar, Minggu (3/7/2022).
Sayuti yang juga seorang akademisi di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Darussalamah Pidie bercerita bahwa selama dirinya mengajar di kampus-kampus, ia melihat para mahasiswa sudah memiliki jiwa entrepreneurship yang kuat.
“Ketika abang mengajar di kampus, abang punya pengalaman entrepreneur dalam bidang peternakan kambing perah. Jadi konsep entrepreneur itu saya terapkan di kampus, dan Alhamdulillah dalam 6 bulan muncul mahasiswa-mahasiswa berjiwa entrepreneur dan mau berusaha sendiri,” ungkapnya.
Berbekal dari potensi tersebut, Sayuti kemudian melihat peluang bahwa konsep pengajarannya ini akan sangat berguna bagi generasi bangsa untuk diterapkan di dayah entreprenur besutannya dengan mengombinasikan pengalaman sebagai seorang entrepreneur dan alumni pesantren.
“Jadi tujuan dayah ini, kita harap santrinya begitu tamat dia bisa mandiri. Apakah nanti mereka mau langsung jadi entrepreneur atau menjadi mahasiswa yang mandiri dan tidak membenani orangtua lagi,” jelasnya.
Di samping itu, Sayuti mengatakan pihaknya sudah menyiapkan kurikulum pengajaran di dalam dayah entrepreneur tersebut, diantaranya ialah kurikulum peternakan, pertanian organik, budidaya lebah madu dan lain-lain.
Di sisi lain, Sayuti mengatakan bahwa hingga saat ini belum hadir keikutsertaan atau perhatian pemerintah setempat dalam upaya pembangunan dayah entrepreneurship itu.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya sangat terbuka untuk menerima segala bantuan pembangunan untuk pengembangan Dayah Yasurrun Nazirin, baik berupa sumbangan penunjang pendidikan seperti hewan ternak, maupun bantuan-bantuan dalam bentuk lainnya.(Akhyar)