Sejak Pandemi Covid-19, Space Pengapalan Kopi ke Luar Negeri Alami Kendala
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Pemerhati Kopi Gayo dan Direktur Eksekutif Ramung Institute, Waladan Yoga. [Foto: Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Takengon - Sejak Pandemi Covid-19, Space untuk pengapalan Kopi Gayo mengalami kendala, kemungkinan skema dunia memang sedang mengurangi jadwal kapal.
Hal ini disampaikan Pemerhati Kopi Gayo dan Direktur Eksekutif Ramung Institute, Waladan Yoga kepada Dialeksis.com, Minggu (05/09/2021).
“Pemerintah juga sepertinya tidak dapat berbuat banyak, karena persoalan ini adalah persoalan skema pasar dunia, hal ini secara khusus juga sudah disampaikan saat Menteri Teten Masduki datang Ke Gayo, ternyata tidak hanya Kopi Gayo, bahan bahan eksport dari Indonesia mengalami kendala dalam pengapalan, ini terjadi di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Kemudian ia mengatakan, secara khusus pemerintah harus memperhatikan ini, misalnya melakukan lobby untuk urusan kapal ini, kondisi eksport kopi Gayo saat ini sudah sangat mengganggu, bahkan ada Kopi Gayo yang tertahan sampai 4 bulan, hanya menunggu mendapatkan space container di Kapal.
Bijih kopi Gayo. [Foto: Dialeksis]“Sampai sejauh ini kita belum lihat ada peran pemerintah untuk mengatasi persoalan ini,” ujarnya kepada Dialeksis.com, Minggu (05/09/2021).
Yoga menyampaikan, untuk kelancaran Eksport Kopi Gayo Pemerintah harus mau melakukan intervensi terkait dengan kendala yang dihadapi saat ini.
Bijih kopi Gayo. [Foto: Dialeksis]“Seluruh solusi konkrit telah disampaikan ke Pemerintah namun tindak lanjutnya tidak ada, soal solusi dan skema perdagangan Kopi ini sudah disampaikan berkali-kali namun tidak tahu solusi konkrit dari Pemerintah itu apa,” tukasnya.
Lanjutnya, “Jangan hanya soal Pajak Kopi Gayo pemerintah cepat bergerak dan bertindak, tapi keluhan para pengusaha Kopi sampai sejauh ini tidak ada solusi, ketaatan membayar pajak sudah cukup baik tapi tidak berbanding dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah,” tegasnya.
Yoga juga menyampaikan, hal ini penting kita sampaikan, ditengah kendala yang dihadapi saat ini Pemerintah tidak boleh menutup, harus mau turun ke lapangan dan carikan solusi konkritnya.
“Sehari saja, eksport kopi tertunda ada begitu banyak yang dikeluarkan, apalagi sampai empat bulan. Kopi Gayo itu terikat kontrak dan kewajiban untuk menjalankan isi kontrak,” tutupnya kepada Dialeksis.com. [ftr]