Sejak Pandemi Kopi Gayo Menumpuk di Gudang, Petani Rugi
Font: Ukuran: - +
Foto: MI/Irwansyah Putra
DIALEKSIS.COM | Aceh - Petani kopi gayo di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Kabupaten Gayo Lues, merugi. Sejak dilanda pandemi covid-19 pada Maret lalu, ribuan petani kopi, pekerja kebun dan tengkulak di dataran inggi Gayo itu mengalami krisis pendapatan. Pasalnya biji kopi arabica hasil panen di tiga kabupaten tersebut sepi pembeli. Persoalan paling mendasar adalah karena harga murah, minim permintaan pasar dalam negeri dan sepi ekspor ke pasar internasional.
Itu sebabnya bahan baku untuk minuman, makanan dan kosmetik dari kopi itu sekarang tertahan di tingkat petani atau menumpuk dalam gudang pengusaha pengumpul. Lebih parah lagi tumpukan gabah kopi di gudang-gudang tengkulak itu kini menghadapi dua kali panen.
Diperkirakan ada sekitar 15 ribu ton biji kopi kering sekarang memenuhi gudang-gudang pengumpul di kawasan setempat. Dikhawatirkan untuk musim panen raya kali ini mereka kehabisan modal pembelian dan krisis tempat penampungan. Dari sekitar 15 ribu ton yang terkumpul ini, diperkirakan hanya 20 persen terserap ke pasaran. Itupun lebih banyak permintaan pasar dalam negeri.
Harga kopi gayo di tingkat pengumpul sekarang berkisar Rp39.000-Rp47.000 per kg tergantung kualitas. Padahal pada tahun lalu harganya lebih tinggi dari itu, yakni berkisar Rp68.000-Rp75.000 per kg.
"Ini harga paling rendah sejak dua tahun terakhir. Mungkin Allah sedang menguji petani kopi melalui Pandemi covid-19. Semoga persoalan ini segera berlalu" tutur Husaini, pedagang pengumpul hasil pertanian dan hasil perkebunan di Aceh, Sabtu (31/10).
Sebelumnya, Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Aceh Eksekutif Watch, Mustaqim menagih janji Presiden Jokowi yang disampaikan oleh Plt Gebernur Aceh Nova Iriansyah untuk membeli kopi gayo senilai Rp1 triliun. Janji tersebut disampaikan Plt Gubernur Nova Iriansyah pada Senin 20 Juli 2020 dalam pertemuan dengan bipati/wakil bupati dan pimpinan DPR Kabupaten Aceh Tengah di Pendopo Gubernur Aceh, Banda Aceh.
Saat itu Nova Iriansyah mengatakan Presiden Jokowi akan membeli produk utama perkebunan dari dataran tinggi Gayo, yaitu kopi. Cara pembeliannya bisa melalui skema BUMN ataupun pihak swasta, dengan nilai Rp1 triliun [mediaindonesia].