Sejumlah Kabupaten/Kota di Aceh Alami Deflasi
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Bireun - Jelang akhir 2018, sejumlah kabupaten/kota di Aceh mengalami deflasi tinggi, diantaranya Banda Aceh, meulaboh dan Kota Lhokseumawe. Hal itu terungkap dalam agenda High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Aceh diselenggarakan di Aula Kantor Bupati Bireun, Kamis (18/10/2018).
"Apabila dilihat secara spasial, deflasi terjadi di seluruh kota pantauan inflasi di Aceh. Kota Banda Aceh tercatat deflasi sebesar 0,75%(mtm), Kota Meulaboh deflasi sebesar 0,41%(mtm), sedangkan Kota Lhokseumawe tercatat mengalami deflasi sebesar 0,85%(mtm). Secara tahunan Kota Meulaboh menjadi kota yang mengalami inflasi paling tinggi, yakni sebesar 2,94%(yoy), diikuti oleh Kota Lhokseumawe sebesar 2,30% (yoy) dan Kota Banda Aceh sebesar 2,20%(yoy)." papar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Zainal Arifin Lubis dihadapan perwakilan TPID seluruh kabupaten/kota di Aceh.
Faktor pendorong utama deflasi di Aceh pada bulan laporan berasal dari kelompok volatile food, yakni daging ayam ras (-0,23%), ikan tongkol/ambu-ambu (-0,15%), bawang merah (-0,09%), tomat sayur (-0,06%), serta udang basah (-0,05%).
"Penurunan harga komoditas-komoditas volatile food tersebut seriring dengan kembali stabilnya tingkat permintaan masyarakat sebagai dampak dari berakhirnya perayaan Meugang dan Idul Adha serta jumlah pasokan komoditas yang stabil di pasaran" ujar zainal.
Selain perwakilan TPID seluruh kabupaten/kota Acara ini sendiri dihadiri Staf Ahli Plt. Gubernur Aceh Bidang Perekonomian, Keuangan, dan Pembangunan mewakili Plt. Gubernur Aceh selaku Ketua TPID Aceh, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, Bupati dan Wakil Bupati Bireun dan Bupati Pidie. (REL/AP)