DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) bersiap membuka rekrutmen guru dan penjaringan siswa untuk program Sekolah Rakyat pada Juni 2025. Lebih dari 1.000 guru akan direkrut untuk mengajar di 53 lokasi Sekolah Rakyat yang telah siap beroperasi.
Program ini diharapkan menjadi terobosan dalam meningkatkan akses pendidikan berkualitas bagi masyarakat.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, menjelaskan bahwa rekrutmen guru akan dibagi dalam dua kategori: guru formal dan guru pendidikan karakter.
“Guru formal akan mengajar mata pelajaran umum dari pagi hingga sore, sementara guru pendidikan karakter fokus pada pembangunan etika, mental, dan keterampilan sosial siswa mulai sore hingga malam,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/6/2024).
Meski belum bisa memaparkan angka pasti, Gus Ipul menegaskan kebutuhan guru diproyeksikan melebihi 1.000 orang.
Untuk memastikan kesiapan program di Aceh, Kemensos telah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Sosial Aceh, Dr. Muslem Yacob, S.Ag, M.Pd. Lokasi pertama yang diusulkan untuk Sekolah Rakyat jenjang SMA di provinsi tersebut adalah SMAN Unggul Ali Hasyimi.
“Kami siap mendukung penuh. Rekrutmen guru akan dilakukan secara transparan melalui kerja sama dengan Kemendikdasmen,” kata Muslem Yacob.
Muslem menambahkan, kolaborasi antarkementerian menjadi kunci sukses program ini. “Sinergi dengan Kemendikdasmen penting untuk memastikan kualitas guru dan kurikulum sesuai standar nasional,” jelasnya.
Selain guru, proses penjaringan siswa juga akan diprioritaskan bagi kelompok marjinal dan daerah terpencil.
Program Sekolah Rakyat dirancang sebagai respons atas tingginya angka putus sekolah dan kesenjangan pendidikan di Indonesia. Sekolah Rakyat merupakan sekolah boarding yang siswanya dari keluarga miskin dengan prioritasnya desil 1. Semua Biaya gratis, karena ditanggung oleh pemerintah.
Jika berjalan sesuai rencana, para siswa pertama diharapkan dapat memulai pembelajaran pada Bulan Juli/Agustus tahun 2025.
“Ini bukan sekadar sekolah, tapi upaya membentuk generasi berkarakter kuat dan kompeten,” pungkas Muslem Yacob. [ra]