Sekretaris FL2MI Aceh: Limbah Masker dan Medis Menjadi Persoalan Serius Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Limbah Masker. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Selama Covid-19 penggunaan masker sangat tinggi dan meingkat setiap harinya. Digambarkan, jika penggunaan masker bagi 1 orang itu 1 masker/hari, jika masyarakat Indonesia 271.349.889 jiwa jumlah penduduk Indonesia 2021.
Jadi bisa dikatakan per harinya untuk Indonesia lebih kurang dapat memberikan limbah masker mencapai angka yang sesuai dengan jumlah penduduk Indonesia.
Dialeksis.com, mencoba mengubungi Sekretaris umum Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) Wilayah Aceh, Amelda Rizky.
Amelda mengatakan, limbah masker saat ini memang menjadi salah satu masalah lingkungan juga sampai saat ini.
“Dalam hal ini masyarakat seperti tidak terlalu peduli dengan limbah masker yang ada, memang tidak terlalu terlihat limbah masker ini, tapi ada limbahnya dan menumpuk,” ucap Amelda kepada Dialeksis.com.
Amelda mengatakan, tentu setiap hari ada masker yang dibuang. “Dan setiap hari jika kita hitung dengan jari, jika ada 10 orang yang menggunakan masker dan membuangnya sebanyak 9 dari 10 orang, maka coba kita bayangkan dengan 100, 1000, 100.000 atau sesuai dengan jumlah penduduk Aceh, dan Indonesia.
“Bayangkan dan seperti apa tumpukan limbah masker ini, jikapun masyarakat membuang masker pada tempatnya (Tidak sembarangan), namun tentu dinas terkait akan mengutip dari tong sampah yang ada, saya yakin disetiap tong sampah pasti ada masker yang dibuang, masalah sampah dari masyarakat saja kita sudah kesulitan dan ditambah lagi dengan masker,” jelas Amelda.
Karena itu, Pemerintah Aceh harus memikirkan penggunaan dan limbah dari masker ini juga. “Memang saat ini penggunaan masker menjadi prioritas utama bagi kita semua karena pandemi yang melanda, tapi kita semua juga harus memikirkan juga daripada limbahnya seperti apa dan kelanjutannya, dan juga penanggulangan daripada limbah masker ini,” tukasnya.
Lanjutnya, “Mungkin tidak hanya masker saja yang jadi masalah, namun limbah medis (B3) juga menjadi masalah disini, karena itu kiranya kita harus benar-benar menjaga kebersihan lingkungan kita semua, gunakan masker sewajarnya saja ketika sedang berpergian, jika tidak terlalu penting jangan keluar dari rumah, stay at home saja, dengan begitu kita sebagai masyarakat juga sudah mengurangi penggunanaan masker yang akan menjadi limbah nantinya,” tutupnya kepada Dialeksis.com.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya melaporkan ada 18.460 ton limbah medis termasuk masker didalamnya, yang kategorikan bahan berbahaya dan beracun (B3) yang terkumpul sepanjang pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia.
"Menurut data yang masuk kepada pemerintah pusat dan di-record KLHK, limbah medis sampai 27 Juli itu berjumlah 18.460 ton," katanya melalui konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (28/07/2021). [ftr]