Selama Pandemi Covid-19, Peneliti Unsyiah Kembangkan Baling-baling Boat
Font: Ukuran: - +
Program PPMUPT tahun pelaksanaan 2020 dari Unsyiah untuk produksi baling-baling logam. [Foto: Ist.]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Teknologi pengecoran logam untuk memproduksi elemen-elemen permesinan telah banyak diaplikasikan, salah satunya untuk produksi baling-baling boat.
Terdapat beberapa metode dalam pengecoran logam untuk memproduksi baling-baling boat, diantaranya dengan metode high pressure die casting, centrifugal casting, investment casting dan grafity casting. Sedangkan dari sisi cetakan logam dibagi dalam beberapa proses yaitu cetakan tidak permanen, cetakan permanen dan cetakan komposit.
Cetakan permanen salah satunya dengan baja karbon rendah dan sedang. Untuk investasi murah dan mudah dalam aplikasinya, kebanyakan industri kecil menggunakan teknik grafity casting dengan cetakan baja. Kelebihan cetakan logam adalah diharapkan dapat memproduksi baling-baling kapal dalam jumlah banyak dan dapat diproduksi berulang dengan dimensi/ukuran yang seragam.
Program studi Teknik Mesin dan FKIP Fisika Universitas Syiah Kuala mengembangkan teknologi gravity casting untuk memproduksi baling-baling boat melalui cetakan logam, dimana cetakan logam terbuat dari bahan baja karbon sedang.
"Pengecoran dengan gravity casting ini sesungguhnya sangat sesuai dengan kondisi industri kecil, karena mekanisme dengan gravity casting tidak membutuhkan keahlian khusus dalam pengoperasiannya," jelas Dr. Akhyar, ST, MP, M.Eng, ketua program produksi baling-baling boat nelayan dengan menggunakan teknik pengecoran logam.
Dr. Akhyar melanjutkan, "Program ini terselenggara atas bantuan dari Kementerian Riset dan Teknologi /Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (Kemenristek /BRIN) dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unsyiah melalui program Program Pemberdayaan Masyarakat Unggulan Perguruan Tinggi (PPMUPT) tahun pelaksanaan 2020."
Program yang direncanakan untuk tiga tahun ini diketuai oleh Dr. Akhyar, ST, MP, M.Eng dan Prof. Dr. Ir. Khairil, M.T., sebagai anggota, keduanya berasal dari Program studi Teknik Mesin dan FKIP Fisika Universitas Syiah Kuala. Anggota lainnya yang ikut terlibat dalam program ini adalah Drs. Ahmad Farhan, M.Si yang berasal dari FKIP Prodi Fisika Universitas Syiah Kuala.
"Walaupun saat ini pandemi Covid-19 melanda dunia, kami sebagai peneliti terus mengembangkan proses produksi baling-baling boat yang telah dimulai sejak bulan Juni 2020," pungkas Dr. Akhyar. [rls]