Kamis, 15 Mei 2025
Beranda / Berita / Aceh / Sepiring Kue, Sebongkah Emas: Perjuangan Haji Nenek Ti di Usia Senja

Sepiring Kue, Sebongkah Emas: Perjuangan Haji Nenek Ti di Usia Senja

Kamis, 15 Mei 2025 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Penjual Kue Tradisional Aceh, Nek TiJamaah Haji Inspiratif Asal Pidie Jaya. Foto: Kemenag Aceh


DIALEKSIS.COM | Pidie Jaya - Di usia senja 90 tahun, Ny. Katidjah Ismail Adam atau yang akrab disapa Nek Ti, membuktikan bahwa tekad dan kesabaran mampu mengantarkannya mewujudkan impian beribadah haji. Perempuan asal Meunasah Jurong, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya ini akhirnya mendapat panggilan haji tahun 2025 M/1446 H, setelah menanti sejak mendaftar pada 2018 silam. Kisah perjuangannya mengumpulkan biaya haji dari hasil berjualan kue tradisional Aceh pun menginspirasi banyak pihak.

Sejak muda, Nek Ti telah mengandalkan keterampilannya membuat kue tradisional Aceh seperti keukarah, dodol Aceh, dan meuseukat. Setelah ditinggal sang suami yang wafat di usia muda, ia membesarkan seorang anak tirinya sambil terus berjualan kue dengan menitipkannya di warung dan toko sekitar rumah. 

"Lon kon ureung kaya, tapi ureung gasien yang jeut peugot kueh... Hasil untung saya simpan untuk beli emas sedikit demi sedikit. Emas itu yang saya jual untuk daftar haji," tuturnya dalam bahasa Aceh yang penuh semangat.

Dari laba berjualan, ia konsisten membeli emas sebagai tabungan haji. Saat harga emas mencapai Rp25 juta, ia menjualnya untuk mendaftar. Bahkan, baru-baru ini, Nek Ti kembali menjual 8 mayam emas untuk pelunasan dan persiapan keberangkatan.

Ketika tim Kemenag dan Geuchik (kepala desa) mendatangi rumahnya awal tahun ini, Nek Ti tak menyangka kedatangan mereka membawa kabar panggilan haji. 

"Saya sempat sedih karena harus berangkat tanpa anak yang selalu menemani. Tapi, ini kehendak Allah. Saya yakin Dia akan memudahkan jalan saya," ujarnya dengan haru. Anak tirinya tidak bisa mendampingi karena regulasi mahram dalam penyelenggaraan haji.

Meski fisiknya tak lagi prima pernah patah kaki akibat jatuh beberapa tahun lalu Nek Ti tak surut semangat. Ia kini rajin berlatih jalan dan bertekad menjalani ibadah dengan khusyuk. "Saya ingin haji saya mabrur dan kembali ke rumah dalam keadaan sehat," tekadnya.

Kakankemenag Pidie Jaya, Mulyadi, menjelaskan bahwa ketiadaan pendamping mahram menjadi kendala bagi Nek Ti. "Berdasarkan Peraturan Menteri Agama No. 13 Tahun 2018, anak beliau tidak bisa ikut karena bukan mahram. Namun, anak tersebut akan berangkat sesuai nomor antrian porsinya di tahun berikutnya," jelasnya.

Nek Ti akan tergabung dalam Kloter 5 Embarkasi Aceh. Meski berangkat sendirian, ia berpesan kepada masyarakat: "Tak perlu kaya untuk haji. Mulailah menabung sedikit-sedikit. Saya saja hanya penjual kue!"

Kini, perempuan 90 tahun itu terus mempersiapkan diri secara fisik dan spiritual, menjadi bukti nyata bahwa impian suci tak kenal usia maupun batasan ekonomi. Selamat menjalankan ibadah, Nek Ti!

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    diskes
    hardiknas