DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Nasri Djalal, mendorong perguruan tinggi di Aceh untuk berperan aktif dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten guna mendukung perkembangan industri migas di wilayah tersebut.
Saat ini, kegiatan eksplorasi migas sedang berlangsung di tiga blok baru, yaitu Bireun-Sigli, Offshore North-West Aceh (ONWA), dan Offshore South-West Aceh (OSWA) di Blok Meulaboh dan Singkil. Potensi eksploitasi migas di Aceh diproyeksikan akan berlangsung hingga puluhan tahun ke depan, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja profesional dengan keahlian khusus di bidang migas.
Nasri menekankan bahwa bekerja di industri migas memerlukan sertifikasi keahlian khusus. Oleh karena itu, peluang untuk mendapatkan sertifikasi ini perlu diperluas agar pemuda-pemudi Aceh memiliki daya saing yang tinggi.
BPMA telah melakukan koordinasi dengan beberapa perguruan tinggi di Aceh, seperti Universitas Syiah Kuala, Universitas Teuku Umar, dan UIN Ar-Raniry, untuk mempersiapkan SDM lokal. Selain itu, pusat-pusat edukasi migas juga telah dibentuk, seperti Migas Center di Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, dan rencana menjadikan Universitas Teuku Umar di Meulaboh sebagai Migas Lounge, tempat diskusi bagi mahasiswa dan masyarakat yang tertarik dengan industri migas.
Upaya lain yang dilakukan BPMA adalah mengizinkan stafnya menjadi dosen tamu di berbagai kampus di Aceh untuk memberikan materi terkait industri migas. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang migas.
Nasri optimistis bahwa dengan persiapan yang matang, generasi muda Aceh akan mampu mengisi posisi-posisi strategis di industri migas dalam 30 tahun ke depan.
"Kami berharap anak-anak Aceh akan mencapai level manajerial di industri migas," ucapnya.
Berdasarkan data BPMA, produksi minyak di Aceh pada periode Januari-Desember 2023 mencapai 1.938 barel minyak per hari (BOPD), melebihi target work plan and budget (WP&B) 2023 sebesar 1.889 BOPD. Sementara itu, produksi gas mencapai 91,19 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), atau 102% dari target yang ditetapkan.
"Peningkatan produksi ini menunjukkan potensi besar industri migas di Aceh yang perlu didukung dengan SDM yang berkualitas," pungkas Kepala BPMA Nasri Djalal. [in]