Sih Gunawati Camat Perempuan Pertama di Nagan Raya, Ipelmasra: Gender Tak Masalah yang Penting Jejak Kinerja
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Kabid Polhukad Ipelmasra Fazil Rinaldi SIP. [Foto: ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Penyegaran susunan kepala SKPK di Nagan Raya pada tanggal 5 Oktober 2022 memiliki keistimewaan tersendiri. Untuk pertama kalinya, terdapat seorang camat dari kalangan perempuan.
Hal ini tentunya menjadi angin segar terhadap emansipasi wanita serta keterlibatan perempuan di dalam pemerintahan. Hal tentunya juga mendukung upaya pengarustamaan gender yang godok oleh pemerintah pusat.
"Kita mengapresiasi langkah yang diambil oleh Bupati Nagan Raya dengan memberikan ruang kepada kaum perempuan untuk dapat berkiprah di dalam pemerintahan," ucap Kabid Polhukad Ipelmasra Fazil Rinaldi SIP kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Rabu (5/10/2022).
Kata dia, penempatan Sih Gunawati sebagai Camat perdana di Nagan Raya bukan hanya sekedar pemanis saja, dimana Sih Gunawati memiliki rekam jejak yang cukup baik mulai dari menjabat beberapa sektor penting di ruang lingkup Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, meliputi Kasi Keistimewaan Aceh, Sekcam Darul Makmur, Sekretaris DPMGP4 Kabupaten Nagan Raya dan Sekcam Tripa Makmur.
Dari perjalanan kiprah seorang Sih Gunawati di pemerintahan Nagan Raya tersebut, Fazil Rinaldi mengatakan bahwa sosok Sih Gunawati sudah sangat mencerminkan bahwa kepemimpinan perempuan di Nagan Raya bukan menjadi sebuah persoalan karena masyarakat Nagan Raya sudah sangat sadar dan paham akan posisi dan porsi perempuan di bidang apapun.
Nagan Raya memiliki perempuan-perempuan potensial, hal itu disadari betul oleh Bupati Nagan Raya sehingga dalam penyegaran susunan kepala SKPK menempatkan salah satu perempuan hebat menjadi Camat.
Hal ini, lanjut dia, tentunya akan jadi pemantik semangat perempuan lainnya di Nagan Raya untuk berprestasi di ruang Publik yang seyogyanya anggapan masa lalu sangat maskulinitas.
Kabid Polhukad Ipelmasra itu menyatakan, sejatinya penolakan Pj Bupati dari kalangan perempuan menciderai semangat akan emansipasi wanita dan upaya pengarustamaan gender yang sudah mengakar di Nagan Raya. Dan yang seharusnya menjadi penilaian akan baik atau tidaknya seseorang memimpin bukan dari gender tetapi dari rekam jejak kinerja yang telah dia kerjakan.
“Kami sangat berharap, Nagan Raya menjadi role model dalam hal menghormati kesetaraan gander dan kesetaraan kesempatan bagi perempuan untuk bisa berkiprah di dunia pemerintahan. Agar marginalisasi, diskriminasi berbasis Gender dapat kita basmi,” pungkasnya.(Akh)