Siklus Perkawinan Sedarah Sebabkan Fisik Sapi Mengecil, Kepala Lab Reproduksi FKH USK Jelaskan Upaya Restorasi
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Kepala Lab Reproduksi FKH USK, Drh Ginta Riady MSc. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kondisi pengembangbiakan sapi di Aceh sekarang ini sudah terjadi inbreeding atau kawin sedarah yang membuat fisik sapi mengecil. Informasi ini diketahui dari penuturan Pemerintah Aceh melalui Dinas Peternakan Aceh.
Kepala Laboratorium Reproduksi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (USK), Drh Ginta Riady MSc menyatakan, pengembangbiakan hewan ternak sapi dengan menggunakan metode perkawinan sedarah (inbreeding) berdampak pada tumbuh kembang dan fisik hewan tersebut.
“Hasil penelitian iya sudah membuktikan, pertumbuhannya nanti lebih rendah gitu, nggak sama hasilnya kalau dia kawin silang,” jelas Drh Ginta kepada reporter Dialeksis.om, Banda Aceh, Senin (16/1/2023).
Menurutnya, upaya restorasi pengembangbiakan ternak sapi di Aceh bisa dilakukan dengan memutus inbreeding melalui pemasukan pejantan-pejantan unggul maupun melalui pelaksanaan iseminasi buatan.
Restorasi pengembangbiakan ternak sapi di Aceh, kata dia, juga bisa dilakukan dengan mengontrol perkawinan sapi melalui pendataan perkawinan (rekording).
“Pemeliharaan yang intensif salah satu upaya untuk mengawal tidak terjadinya inbreeding,” kata Drh Ginta.
Di sisi lain, Kepala Lab Reproduksi FKH USK ini juga menjelaskan bahwa pola perkawinan inbreeding sebenarnya bisa dilakukan apabila induk jantan dan betina memiliki sifat unggul dan peternak menginginkan anak yang dilahirkan bisa mewarisi sifat unggul tersebut.
Hanya saja, tambah dia, pola perkawinan ini bersifat terbatas dan harus dimonitor secara ketat.
Sementara itu, Drh Ginta menjelaskan, hal yang mudah menandai terjadinya perkawinan inbreeding ialah apabila anak sapi yang dilahirkan mengalami caca fisik seperti kaki depan lebih pendek dari kaki belakang, punggung belakang membengkok. Kemudian, ciri-ciri anak sapi hasil ibreeding menderita hydrochepalus (kepala besar berisi cairan).
“Kecacatan fisik itu disebabkan karena anak sapi dilahirkan dengan membawa gen resesif,” pungkasnya.(Akh)
- USK Harusnya Terapkan Sharing Pengalaman Wirausaha Dosen, Bukan Sekedar Belajar Teori
- USK Jadi Kampus Pilihan Beasiswa BSI Scholarship Prestasi Batch 2, Buruan Ikutan!
- Koperasi SAS Nyatakan Siap Promosi Produk USK hingga ke Luar Negeri
- Kerjasama Kadin Aceh dengan USK, Diperkirakan Terjalin Bulan Februari Atau Maret