kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Soal tudingan Kongkalingkong APBA, Tiyong : Irwan Djohan Rendahkan Martabat DPRA

Soal tudingan Kongkalingkong APBA, Tiyong : Irwan Djohan Rendahkan Martabat DPRA

Rabu, 21 Februari 2018 13:29 WIB

Font: Ukuran: - +

Samsul Bahri alias Tiyong (selidiki.com)

Dialeksis.com, Banda Aceh -- Anggota Komisi IV DPR Aceh, Samsul bahri atau kerap dikenal dengan Tiyong, angkat bicara terkait tudingan keterlambatan pengesahan APBA akibat tidak adanya kongkalingkong antara eksekutif dan legislatif oleh Wakil Ketua DPR Aceh, Irwan Djohan.

Tiyong menyesalkan statemen dari politisi nasdem tersebut dan menyebut statemen tersebut dapat menimbulkan mispersepsi atau  kesalahpahaman di mata publik.

"Pernyataan itu secara tidak langsung telah mendiskreditkan dan merendahkan anggota DPRA lainnya.  Tudingan tersebut juga  merendahkan marwah dan citra DPRA secara kelembagaan. Hal ini juga bentuk serangan atas Pemerintah Aceh yang seakan-akan telah berkomplot dengan DPRA.  Padahal selama ini anggota dewan telah banyak juga melakukan tugas dan fungsi dewan lainnya yang layak di apresiasi oleh masyarakat. Dengan pernyataan saudara Irwan ini, masyarakat akan beranggapan anggota dewan hanya fokus mengurusi kepentingan pribadi" ujar politisi Partai Nanggroe Aceh ini melalui siaran pers yang diterima dialeksis.

Lebih lanjut, tiyong juga menjelaskan kalau memang selama Irwan Djohan menemukan indikasi kongkalikong seharusnya Irwan sebagai salah satu pimpinan DPRA berdiri paling depan untuk menentangnya

" Tetapi selama tiga tahun keberadaannya di DPRA  kita tidak pernah mendengar beliau mengungkapnya. Hal ini tentu jadi tanda tanya. Apakah selama ini saudara Irwan telah ikut terlibat untuk berkomplot dalam melakukan suatu permufakatan jahat sebagaimana tudingannya tersebut?" tanya tiyong.

Tiyong juga menjelaskan bahwa apa yang disampaikan Irwan Djohan tersebut hanya akan memperkeruh suasana di tengah harapan agar DPRA dan TAPA agar segera menyepakati RAPBA di bulan februari 2018 .

"Dugaan saya tindakan saudara Irwan hanya sebagai bentuk pencitraan personal di depan publik. Selama ini yang bersangkutan telah beberapa kali membangun panggung pencitraan untuk dirinya sendiri di saat DPRA mendapat cibiran dari masyarakat. Harusnya sebagai pimpinan, dialah yang paling bertanggung jawab untuk membangun citra positif lembaga DPRA. Bukan justru meruntuhkan harkat dan wibawa lembaga. Dia ingin jadi pahlawan, yang lain jadi pecundang. Inikan tidak benar. Saya menghimbau saudara Irwan untuk berhenti mengeluarkan statement yang dapat menimbulkan polemik ditengah publik" tandas tiyong. (ris)



Keyword:


Editor :
HARIS M

riset-JSI
Komentar Anda