Sudah meresahkan, Masyarakat Lakukan Unjuk Rasa Terhadap PT BEL
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
DIALEKSIS.COM | Nagan Raya - Ratusan perwakilan masyarakat dalam 5 gampong di Kabupaten Nagan Raya, Kamis (17/2/2022) menggelar aksi demo di PT Bara Energi Lestari (PT. BEL) yang berlokasi di Alue Buloh, Kecamatan Seunangan.
Dalam aksi demo itu, Kasat Reskrim AKP Machfud, Kasat Intelkam AKP Supriadi serta Kapolsek Seunangan AKP Adhar mengawal ketat aksi demo tersebut guna menghindari kericuhan di lokasi unjuk rasa.
Berdasarkan keterangan yang diterima Dialeksis.com, Jumat (18/2/2022) Koordinator Demo, Teuku Ridwan dalam orasinya menuntut PT BEL transparan dalam pengalokasian dana CSR, Rekrutmen Tenaga Kerja Lokal secara terbuka, mengutamakan putra daerah, serta pihak perusahaan harus bertanggung jwab untuk menutup lubang bekas galian tambang di Gampong Alue Buloh.
Tuntutan masyarakat terhadap PT BEL. [Foto: For Dialeksis]Kemudian, Dia menegaskan juga, jika poin-poin itu tersebut tidak dipenuhi oleh pihak perusahaan pertambangan batu bara itu, maka 5 gampong itu akan mengirimkan surat kepada Menteri terkait, bahkan melaporkan kepada Presiden RI.
Adapun tuntutan lainnya, masyarakat diwilayah tersebut tersebut meminta PT. BEL untuk segera melakukan mutasi terhadap KTT BEL Rahmad Zahari, Div Head Eksternal Teguh Priadi dan Agus Salim selaku Dept Head Eksternal.
Diketahui juga bahwa aksi unjuk rasa itu juga dihadiran oleh Aliansi Peduli Lingkungan (APEL). Saat dikonfirmasi lebih lanjut oleh Dialeksis.com, Koordinator APEL, Syukur mengatakan bahwa aksi tersebut dilakukan karena PT BEL dan PT MIFA sudah sangat meresahkan masyarakat.
“Jadi tidak hanya PT BEL saja, PT MIFA juga harus bertanggung jawab karena pencemaan udara yang ada dikawasan tersebut. APEL sendiri melihat PT MIFA sudah cukup meresahkan warga setempat, dikarenakan PT MIFA sendiri sudah mencemari udara sekitar,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Jumat (18/2/2022).
Menurutnya, sudah sewajarnya PT MIFA dan PT BEL itu dituntut segera menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Jauh-jauh hari sebelumnya, sudah diingatkan bahwasannya agar kedua PT tersebut segera menyelesaikan permasalahan yang ada, namun sampai saat ini tidak diindahkan. Jika tuntutan dari aksi unjuk rasa itu tidak diindahkan segera maka kami dari APEL sendiri akan melaporkan hal langsung ke Gakkum KLHK,” tegasnya.
Berdasarkan laporan masyarakat sekitar, kata Syukur, ada beberapa ekor ternak milik masyarakat sekitar juga mati karena akibat dari pencemaran udara yang ada dikawasan tersebut.
“Sedangkan PT BEL sendiri mengatakan bahwasannya dilokasi galian masih ada cadangan batu bara, jika memang ada, maka harus dibuktikan secara ilmiah, jangan hanya secara lisan atau tulisan saja,” pungkasnya. [ftr]