Sulaiman Abda: Sumpah Pemuda Bukti Berharganya Gagasan Persatuan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sulaiman Abda baru saja mengikuti Jalan Sehat Keluarga pada kegiatan Hari Keluarga Unsyiah dalam rangka Milad ke 57 Unsyiah di lapangan tugu kopelma Darussalam.
Dialeksis lalu mengajak bincang-bincang Wakil Ketua DPRA itu tentang Sumpah Pemuda yang hari ini sudah berusia 90 tahun. Berikut petikan wawancaranya:
Apa makna 90 tahun Sumpah Pemuda?
Kita harus yakin bahwa kaum muda memiliki andil besar dalam gerakan wujudkan Indonesia. Prakarsa Sumpah Pemuda tahun 1928 itulah yang memutar haluan perlawan daerah menjadi perlawanan nasional, dan ujungnya Indonesia merdeka.
Apa imajinasi Anda tentang tokoh pemuda saat itu?
Mereka pemberani, dengan imajinasi yang melawan Belanda. Bayangkan, ditangah cengkraman Belanda, Muhammad Yamin, berani menulis satu nusa, satu bangsa, satu bahasa persatuan, Indonesia. Ini jelas imajinasi berani, yang berakibat buruk bagi penjajah Belanda, tapi berakibat positif bagi Indonesia.
Saya membayangkan secarik kertas dengan tulisan Muhammad Yamin itu untuk saat ini. Pemuda saat ini masih sangat strategis menuangkan gagasan-gagasan yang melampaui masalah yang sedang menyergap kita. Dan, kita cukup banyak pemuda cerdas dan berani, bahkan ujiannya juga masih berat, sebagaimana yang dialami oleh Munir dan Novel Baswaden. Tapi, pemuda selalu tidak akan padam keberaniannya. Terus menyala dalam rasa yang sama, Indonesia.
Itu artinya Anda ingin mengatakan bahwa Sumpah Pemuda masih sangat relevan?
Kan, sumpah pemuda belum dicabut sumpahnya kan haha. Jadi, ya masih berlaku, dan relevan.
Apa relevansinya, bukankah kita sudah merdeka dengan spirit Sumpah Pemuda?
Relevansinya, dengan sumpah itu kita sudah tidak bisa lagi mengembangkan politik apalagi gerakan yang keluar dari persatuan, Indonesia. Semua politik kekuasaan yang berpotensi memecah persatuan akan segera bisa dikalahkan oleh waktu, atau sampai pemuda kembali turun gunung untuk menghentikan kekuasaan yang memecah persatuan.
Apa Sumpah Pemuda relevan dengan Aceh?
Jelas relevan. Soal sejarahnya mungkin bisa diperdebatkan, tapi yang saya dapatkan informmasi ada pemuda Aceh di peristiwa Sumpah Pemuda itu, yaitu Sutan Muhammad Amin atau SM Amin.
Pemuda kelahiran Lhok Nga, 22 Februari 1904 ini hadir di Kongres Pemuda II, tahun 1928. Beliau hadir dan ikut berunding sebagai utusan Jong Sumatranen Bond yang turut hadir di Jakarta. Beliau sendiri sebagai Komisaris di organisasi pemuda ini.
Itu bagian sejarah yang bisa dibahas lagi oleh sejarawan. Namun, sebagai salah satu provinsi spirit Sumpah Pemuda ini jelas pesan penting agar pemuda di Aceh kompak dengan pesan dan gagasan yang menjaga kepentingan Aceh, dalam kerangka nasionalisme NKRI.
Apa pesan Anda untuk Pemuda Aceh?
Harus terus mengasah gagasan, beradaptasi dengan perkembangan dunia, menyiapkan diri dengan penguasaan teknologi, dan yang terpenting jangan pernah menjadi diri yang arogan. Jika ada politisi arogan apalagi penguasa yang arogan, pemuda harus berani, minimal mengingatkannya.