Syekh Prof Ahmad Muflih Ceritakan Kondisi Masyarakat Palestina Kepada Ketua DPRK Banda Aceh
Font: Ukuran: - +
Syekh Prof. Dr. Ahmad Muflih Al-Qudhah dari Palestina dan Pengurus Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Wilayah Aceh berkunjung ke DPRK Banda Aceh yang disambut hangat Ketua DPRK Farid Nyak Umar, Senin (4/4/2022). [Foto: Diskominfotik Banda Aceh]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, menerima kunjungan Syekh Prof. Dr. Ahmad Muflih Al-Qudhah dari Palestina dan Pengurus Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Wilayah Aceh, Senin (4/4/2022).
Syekh Ahmad Muflih menyampaikan bahwa dirinya tidak merasa asing ketika hadir ke Banda Aceh, meskipun ini merupakan kali pertama ia menginjakkan kakinya di tanah Serambi Mekkah. Sebab mayoritas masyarakat Aceh adalah muslim yang sama seperti Rakyat Palestina. Seorang muslim dimanapun berada merupakan saudara bagi muslim yang lain.
“Kita ibarat satu tubuh, meskipun jarak tempat tinggal kita berjauhan hingga ribuan kilometer. Kami juga mengetahui kebaikan masyarakat Aceh yang sangat mencintai Rakyat Palestina,” ujar Syaikh Ahmad Muflih.
Prof. Dr. Ahmad Muflih juga menceritakan tentang kondisi masyarakat Palestina terkini yang saban hari mendapatkan tekanan dari tentara Zionis Israel, khususnya di kawasan Masjid Al-Aqsa. Mereka terus dijajah hingga tidak bisa secara leluasa untuk bisa shalat di masjid yang menjadi kiblat pertama umat Islam tersebut. Untuk bisa shalat di Masjid Al-Aqsa, setiap harinya mereka harus melewati pemeriksaan dan teror dari tentara penjajah Israel.
“Apa yang dilakukan tentara Zionis terhadap warga Palestina sudah sangat kelewatan, bahkan mereka memukul anak-anak dan melakukan pelecehan terhadap perempuan Palestina. Padahal mereka hanya ingin beribadah kepada tuhannya,” papar Syaikh Ahmad Muflih.
Tak hanya itu, banyak rumah warga Palestina di sekitar Sheikh Jarrah, kawasan paling dekat dengan Masjid Al-Aqsa, dihancurkan atas perintah pemimpin Israel sehingga warga tidak memiliki tempat tinggal. Tujuannya agar Masjid Al-Aqsa kosong dan tidak ada lagi masyarakat yang shalat di Masjid Al-Aqsa. Tetapi Rakyat Palestin tetap teguh untuk tinggal di sana dan mempertahankannya.
“Alhamdulillah masyarakat Palestina tetap teguh berjuang agar Masjid Al-Aqsa tetap dibuka sehingga tetap ada shalat berjamaah lima waktu, meski mereka diteror dan diintimidasi oleh tentara zionis yang sangat bengis dan kejam,” tegas Prof. Dr. Ahmad Muflih yang juga Guru Besar Ilmu Al-Qur’an di Madinah.
Ia menginginkan penduduk di sekitar Al-Aqsa dan rakyat Palestina lainnya tetap tinggal di sana. Ia berharap, jika saat ini sesama muslim tidak mampu berbuat banyak untuk membantu rakyat Palestina secara langsung, paling tidak bisa mendoakan perjuangan Rakyat Palestina. Sama seperti muslim Palestina yang mendoakan dan peduli dengan masyarakat Aceh ketika terjadi musibah gempa dan tsunami tahun 2004 lalu.
“Tolong doakan kami agar tetap bisa menjaga Baitul Maqdis dan Masjid Al-Aqsa yang merupakan warisan dan perintah dari Rasulullah Muhammad Saw. Sebagai sesama muslim yang bersaudara, mereka juga peduli dengan Aceh, saat gempa dan tsunami 2004 lalu,” ujar Ahmad Mufli.
Sementara Farid Nyak Umar menyambut baik kehadiran Syekh Ahmad Muflih Al-Qudhah di Banda Aceh. Masyarakat Banda Aceh merasa sangat dekat dengan Palestina, bahkan tahun lalu Rakyat Aceh melakukan penggalangan dana, baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk disumbangkan ke Palestina.
“Hati kita sangat dekat dengan Palestina. Karena Palestina merupakan buminya para nabi dan tanah yang diberkahi, apalagi Masjid Al-Aqsa yang merupakan kiblat pertama umat Islam ada di Palestina," ujar Farid
Farid menambahkan bahwa pihaknya senantiasa mengikuti perkembangan kondisi kaum muslimin yang ada di Palestina. Karena Palestina negeri yang dirindukan oleh seluruh umat Islam untuk dikunjungi, yang keberkahannya disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an.
“Semoga kedatangan Syekh Ahmad Muflih di bulan ramadan ini membawa keberkahan bagi Kota Banda Aceh. Dan sebagai bagian dari kaum muslimin, kita mendoakan agar Masjid Al-Aqsa segera bebas,” tutup Farid. [DKB]