Tak Hanya Orang Cerdas, Demokrasi Butuh Sosok yang Mau Terima Perbedaan Pendapat
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Dr Firman Noor SIP MA. [Foto: istimewa]
“Untuk mendulang persentase demokrasi, semua indikator tadi skornya harus baik, sehingga secara keseluruhan demokrasi kita itu nilainya baik,” ujar Prof Firman kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Selasa (20/9/2022).
Jika tidak merata, sebut dia, maka akan saling berkelindan sehingga efek dari ketidakmerataan skor di masing-masing elemen demokrasi akan berdampak ke nilai keseluruhan demokrasi.
Di samping itu, peneliti senior BRIN itu menegaskan, upaya meningkatkan demokrasi di Indonesia tidak bisa jika hanya diucapkan saja. Menurutnya, demokrasi harus dipraktikkan secara sistematis.
Meski demikian, ia tak memungkiri bahwa memang bukanlah perkara mudah untuk mempraktikkan demokrasi secara kaffah, bahkan ada yang mengatakan bahwa demokrasi itu membutuhkan orang-orang cerdas untuk betul-betul menjalankan demokrasi.
Namun bagi Prof Firman, kriteria orang yang bisa memulihkan demokrasi di Indonesia bukan hanya orang-orang cerdas, tetapi orang-orang yang taat hukum, orang-orang yang menghargai perbedaan pendapat, tidak mudah tersinggung atau marah di saat dikritik, dan bisa saling terbuka.
Selanjutnya » “Banyak sekali memang hal-hal yang har...- 10 Poin Seruan Moral dari 32 Rektor di Yogyakarta untuk Pemilu 2024
- Kualitas Demokrasi RI 2022 Semakin Buruk Versi Survei Litbang Kompas
- Pemerintah Ganti 189.803 Kendaraan Dinas Jadi Mobil Listrik: Dilakukan Secara Bertahap
- KIP Aceh Jelaskan Mekanisme Klarifikasi Data Ganda Eksternal Parpol Pendaftar Pemilu 2024