kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Tak Kuasa Menahan Tangis, Akademisi Ini Mengaku Terpukul Dengar Kasus Rudapaksa

Tak Kuasa Menahan Tangis, Akademisi Ini Mengaku Terpukul Dengar Kasus Rudapaksa

Kamis, 28 Januari 2021 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Riski

[IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Gelar perkara dengar kesaksian korban terhadap dugaan pemerkosaan anak yang dilakukan oleh ayah dan paman digelar di Mahkamah Syari'yah, Jantho, Aceh Besar, Selasa (26/1/2021) kemarin.

Pada persidangan tersebut, korban rudapaksa, sebut saja namanya Bunga (11), enggan berhadir lantaran masih trauma dengan perlakuan pelaku terhadap dirinya.

Akibat tak berhadir, hakim kemudian mengganti keterangan korban dengan pemutaran video testimoni korban yang sebelumnya direkam oleh petugas kejaksaan.

Ketua Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Universitas Islam Negeri Ar Raniry, Jamaliah Hasballah menyayangkan kejadian tindak kekerasan yang diterima korban.

Ia menilai perbuatan tersebut diakari oleh pemantapan iman yang kurang. Karena menurut dia, iman bisa mencegah segala perbuatan tercela.

"Saat ini orang lebih mengutamakan dunia ketimbang akhirat. Banyak yang menjadikan pendidikan Aqidah dan Akhlak itu sebagai urusan belakangkan," ujar Jamaliah saat dihubungi Dialeksis.com, Kamis (28/1/2021).

Ia kemudian turut mengimbau masyarakat untuk mengutamakan pendidikan keagamaan agar tindak kejahatan serupa tak pernah terjadi kembali.

Ia juga mengharapkan pemerintah ikut mengawal kasus kejahatan tersebut. Dan ia juga meminta pemerintah untuk mendukung pesantren, karena menurut dia pesantren lah yang bisa membimbing masyarakat ke arah jalan yang benar.

"Iya, utamakan pendidikan agama, tidak hanya bagi keluarga tapi bagi seluruh elemen masyarakat. Pemerintah dalam hal ini juga perlu mendukung pesantren, jika tidak, maka siapa lagi yang akan melindungi kita," kata dia.

Sambil terisak tangis, Jamaliah mengaku terpukul sekali mendengar berita rudapaksa itu. Ia tak sanggup melanjutkan wawancara sehingga tim Dialeksis.com membatasi hingga sampai di sini.

"Saya melihat perbuatan ini sudah kelewat biadab, hewan saja tahu mana anak dan mana yang bukan. Ini tidak hanya menjadi beban bagi si anak, tidak hanya terpukul dia. Tapi bisa saja terlintas dibenaknya untuk mengakhiri hidup," tutup Jamaliah.

Keyword:


Editor :
Fira

riset-JSI
Komentar Anda