Taman Kota BNI Pernah Disebut Taman Edukasi, Pengunjung Malah Keluhkan Ini
Font: Ukuran: - +
Reporter : Sahlan
Pengunjung melewati gerbang masuk ke Taman Hutan Kota BNI, Banda Aceh. Rabu, (20/9/2023). [Foto: Dialeksis.com / Muhammad Sahlan]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Taman Hutan Kota adalah salah satu tempat rekreasi alam yang ada di Banda Aceh yang berlokasi di Gampong Tibang. Letaknya yang di pinggir kota, taman ini cocok untuk pelarian dari hingar-bingar kota.
Pantauan Dialeksis.com di lokasi pada sore hari rabu, (20/9/2023) ada sekitar 50 pengunjung berada di taman. Pengunjung tidak lain adalah para remaja yang berolahraga dan anak kecil bersama orang tuanya.
Faisal salah satu pengunjung kepada Dialeksis.com mengatakan bahwa ia sering berkunjung ke taman tersebut karena cocok untuk taman bermain anak-anak. Taman Kota BNI menurutnya murah, ramah anak dan nyaman.
"2 minggu sekali pasti diajak ke sini sama anak, murah sih, cuman bayar parkir 2 ribu udah bisa leha-leha disini,” katanya.
Faisal juga mengatakan bahwa anaknya lebih memilih Taman Kota BNI dari pada Taman Bermain Ramah Anak (RBRA) yang berada di kompleks Anjungan PKA.
Ia menyebutkan alasannya bahwa udara di Taman Kota BNI lebih dingin, suasana tenang, dan juga sudah tersedia Kids Playground.
“Di taman PKA masih panas walau udah sore, di sana juga berisik karna dekat sama jalan,” katanya.
Namun, Faisal juga mengungkapkan kekurangan dari Taman Kota BNI.
Ia pernah mendengar bahwa taman yang diklaim memiliki 4000 jenis pohon tersebut dicanangkan sebagai taman edukasi. Bahkan acehtourism.travel menobatkannya sebagai taman Wisata Lingkungan dan Edukasi Kota Banda Aceh pada 2019 silam serta mengklaim bahwa Taman Kota BNI disamping memiliki 4000 jenis tumbuhan juga terdapat papan nama di tiap jenis pohon disana.
“Gak seedukatif seperti yang dielu-elukan, harusnya tiap pohon dicantumin namanya, banyak anak sekarang gak tahu nama-nama pohon,” ucap Faisal.
Pengunjung lain, Asma mengatakan ia sangat setuju dengan pencantuman nama jenis pohon pada tiap-tiap pohon supaya pengunjung juga mendapat tambahan pengetahuan.
“Sangat setuju kalo dengan ide itu, kalo perlu tambah nama bahasa Acehnya juga,” ucapnya dengan tersenyum.
Ia menambahkan bahwa pihak berwenang perlu mengupayakan agar jenis tumbuhan di taman tersebut memiliki papan nama supaya klaim taman edukatif bisa dipertanggungjawabkan.
- Pangdam Iskandar Muda Silaturahmi dengan Ulama Aceh, Ini Tujuannya
- Asisten I Sekda Aceh Buka Pertemuan Evaluasi Percepatan Penurunan Stunting di Aceh
- Ibu Imam Masykur Minta Para Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Dihukum Berat
- Akibat Hujan Deras Tiga Kecamatan di Kabupaten Simeulue Banjir, Air Capai 80 Sentimeter